Türkİye, Politik, Dunia, Ekonomi

Erdogan: Kesepakatan jual-beli rudal S-400 Rusia selesai pekan ini

Presiden Turki mengatakan proses jual-beli akan selesai 'pekan ini'

Maria Elisa Hospita  | 13.12.2017 - Update : 14.12.2017
Erdogan: Kesepakatan jual-beli rudal S-400 Rusia selesai pekan ini Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara pada hari Selasa di upacara pemberian penghargaan Akademi Ilmu Pengetahuan Turki (TUBA) di Ankara 12 Desember 2017. ( Halil Sağırkaya - Anadolu Agency )

Ankara

ANKARA 

Kesepakatan jual-beli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia akan diselesaikan "pekan ini", kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin.

"Perwakilan kami akan bertemu pekan ini untuk menyelesaikan proses jual-beli ini," kata Erdogan saat konferensi pers bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ankara.

S-400 adalah sistem rudal anti-pesawat terbang jarak jauh paling mutakhir, yang dapat memuat tiga jenis rudal, yang mampu menghancurkan sasaran termasuk rudal balistik dan jelajah.

S-400 dapat melacak dan membidik hingga 300 sasaran dalam satu waktu, dan memiliki ketinggian 27 kilometer.

Mengenai hubungan perdagangan, Erdogan mengatakan, kerja sama antara Ankara dan Moskow kian kuat dari hari ke hari.

"Perdagangan bilateral kami dengan Rusia meningkat 30 persen selama 10 bulan pertama tahun ini. Kami memiliki lingkungan kerja yang harmonis di tingkat politik," jelas dia.

Tahun ini, kedua pimpinan negara tersebut telah bertemu delapan kali. Erdogan mengatakan, Ankara dan Moskow akan menggelar pertemuan Dewan Kerja Sama Tingkat Tinggi ke-7 tahun depan.

Sementara itu, Putin mengatakan bahwa hambatan dalam hubungan perdagangan dan ekonomi telah dihapuskan.


Hubungan perdagangan

"Dalam delapan bulan pertama tahun ini, ekspor pertanian Turki ke Rusia meningkat sebesar 1,8 persen," kata Putin.

Moskow memberlakukan sanksi untuk Turki pasca insiden penembakan jet Rusia di perbatasan Turki-Suriah pada November 2015.

Erdogan mengatakan bahwa Rusia dan Turki sama-sama sepakat mengenai isu Yerusalem.

"Kami memiliki pendekatan yang sama dengan Putin. Kami sepakat untuk tetap menjalin kontak mengenai hal ini," jelas Erdogan.

Presiden Turki menambahkan, Israel memandang pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai ibu kotanya sebagai kesempatan untuk meningkatkan penindasan dan kekerasan terhadap orang-orang Palestina.

Keputusan sepihak AS telah memicu sejumlah aksi protes di beberapa negara Muslim.

"Keputusan AS justru memperkeruh konflik Israel-Palestina daripada berkontribusi untuk penyelesaiannya. Status Yerusalem harus didiskusikan secara langsung oleh Israel dan Palestina," tegas Putin.


Sochi II

Erdogan akan mengadakan pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Rabu, dan Putin mengatakan bahwa Rusia akan hadir sebagai pengamat.

Kedua pimpinan negara juga membahas soal Suriah. Rusia, Turki, dan Iran menjadi negara penjamin yang menggagas gencatan senjata di Suriah pada Desember 2016, sehingga perundingan damai Astana terwujud. 

"Sebagai negara penjamin dalam perundingan Astana, kami akan memberikan kontribusi signifikan dengan menemukan solusi politik permanen untuk konflik Suriah," tegas Erdogan.

Sementara itu, Putin mengkonfirmasi bahwa penarikan pasukan Rusia dari Suriah telah dimulai dan "hampir" seluruh wilayah Suriah telah terbebas dari teroris.

"Saya ingin mengapresiasi upaya dan kontribusi Erdogan dalam penyelesaian konflik Suriah," tambah Putin.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.