Dunia

Parlemen Turki serukan dunia kurangi beban pengungsi

Anggota parlemen Turki dalam pertemuan di markas besar PBB mengatakan bahwa nyaris hanya Turki yang bertanggung jawab terhadap krisis pengungsi

Betul Yuruk  | 24.02.2018 - Update : 25.02.2018
Parlemen Turki serukan dunia kurangi beban pengungsi Ilustrasi pertemuan membahas migrasi global di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat. (Foto file - Anadolu Agency)

New York

Betul Yuruk 

NEW YORK 

Delegasi anggota parlemen Turki meminta dunia untuk berbagi beban pengungsi.

Anggota parlemen Turki Ebubekir Gizligider, Lutfiye Ilksen Ceritoglu Kurt, Erdogan Ozegen dan Aytug Atici pada Kamis menghadiri pertemuan mengenai migrasi global di markas besar PBB.

Setelah pertemuan tersebut, Gizligider kepada Anadolu Agency mengatakan bahwa Turki menampung dan memenuhi kebutuhan lebih dari 3,5 juta pengungsi.

"Di sini, kami mencoba menjelaskan ini, terutama kepada Barat: 'Jangan tinggalkan kami sendiri, karena jika Anda meninggalkan kami sendiri, maka Anda meninggalkan diri Anda sendiri'," kata Gizligider.

"Kami akan terus menuntut dukungan material dan moral untuk masalah ini," dia menambahkan.

Kurt mengatakan Turki telah berupaya dan mengeluarkan sejumlah dana agar pengungsi dapat memperoleh pendidikan dan menjalani kehidupan yang baik.

"Seluruh dunia, terutama Eropa, berbicara tentang dunia menghadapi masalah migrasi [ilegal], namun tidak ada yang bertanggung jawab," kata Kurt.

Suriah telah dirundung konflik sejak perang sipil meletus pada Maret 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menyerang aksi demonstrasi kelompok pro-demokrasi dengan brutal.

Sejak awal konflik, 11 juta orang mengungsi dan berlindung di negara-negara tetangga. Sementara enam juta lainnya masih tinggal di Suriah.

Turki telah menjadi negara yang menampung pengungsi terbesar di dunia, terdapat 3,4 juta pengungsi dari Suriah yang terdaftar di sana, menurut PBB.

Turki juga telah menghabiskan USD 30 miliar untuk krisis pengungsi Suriah sejak 2011.

Pejabat PBB mengatakan, konflik tersebut telah membunuh ratusan ribu orang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın