Türkİye, Dunia

Warga mulai kembali ke desa yang dibebaskan di Afrin

Turki telah membebaskan beberapa desa di Afrin dari teroris PYD/PKK selama Operasi Ranting Zaitun

Rıskı Ramadhan  | 24.01.2018 - Update : 25.01.2018
Warga mulai kembali ke desa yang dibebaskan di Afrin Ayse Mahmud membawa kelima anaknya sambil melambaikan kain putih saat mereka kembali ke desa Shenkal, yang merupakan desa pertama yang dibebaskan dari PKK/KCK/PYD-YPG, di Afrin, Suriah sebagai bagian dari "Operasi Ranting Zaitun", pada 23 Januari 2018. ( Kerem Kocalar - Anadolu Agency )

Kilis

Kerem Kocalar dan Özkan Beyer

KILIS, Turki/AFRIN, Suriah 

Warga sipil mulai kembali ke sebuah desa yang telah dibebaskan oleh tentara Turki sebagai bagian dari Operasi Ranting Zaitun yang berlangsung di Afrin, Suriah, menurut laporan koresponden Anadolu Agency di lapangan pada Selasa.

Turki pada Sabtu lalu meluncurkan Operasi Ranting Zaitun untuk membasmi teroris PYD/PKK dan Daesh dari Afrin.

Menurut koresponden Anadolu Agency di lapangan pada Minggu, tentara Turki dengan dukungan Tentara Pembebasan Suriah (FSA), telah membebaskan desa Shankal, Qorne, Bali, Adah Manli di Afrin dan daerah pedesaan Kita, Kordo, dan Bibno bersama dengan empat bukit lainnya. Mereka juga telah membentuk zona aman.

Warga sipil dilaporkan mulai kembali ke desa Shankal. Desa ini merupakan lokasi strategis yang digunakan oleh teroris PYD/PKK untuk menyusup ke Pegunungan Amanos di Turki.

FSA berjaga 24 jam sehari di desa yang telah mereka amankan untuk menjaga harta benda yang ditinggalkan warga.

Warga sipil dari desa lain juga dilaporkan mulai bermigrasi ke desa-desa yang telah diamankan oleh FSA.

Menurut koresponden Anadolu Agency di lapangan, seorang ibu, Ayse Mahmud kembali ke desa tersebut bersama kelima anaknya menggunakan sebuah traktor sambil melambai-lambaikan bendera kemenangan yang dibuat dari kain berwarna putih.

Kepada Anadolu Agency, perempuan berusia 55 tahun itu mengatakan, PYD/PKK memaksa anak-anaknya untuk bergabung dengan mereka. Tiga putra dan suaminya ditawan oleh organisasi teroris tersebut karena menolak bergabung.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi pada putra dan suami saya. Saya berdapat bertemu kembali dengan mereka suatu hari nanti. Saya hanya bisa berdoa. Kami pernah mencoba tinggal di desa lain. Tapi tidak mudah tinggal di tempat asing. Ketika kami mendengar desa kami dibebaskan, kami kembali," ungkap Mahmud.

Dia menambahkan, baginya orang Arab, Kurdi, dan Turki semuanya sama.

“Ketika kami pulang ke rumah, kami sebelumnya takut, tapi apa yang kami lihat membuat kami tersentuh,” ujar dia.

"Semoga Tuhan memberkati Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan FSA," tambah dia.

Sebelumnya, Staf Umum Turki menyatakan bahwa Operasi Ranting Zaitun bertujuan untuk menciptakan keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan wilayah tersebut, juga untuk melindungi masyarakat Suriah dari tekanan dan kekejaman teroris.

Operasi ini dilakukan di bawah kerangka hak Turki berdasarkan hukum internasional, keputusan Dewan Keamanan PBB, hak untuk membela diri di bawah Piagam PBB, dengan tetap menghormati integritas teritorial Suriah, tambah pernyataan tersebut.

Pihak militer juga memastikan bahwa "sangat penting" supaya operasi tidak membahayakan warga sipil.

Afrin menjadi tempat persembunyian utama bagi PYD/PKK ketika rezim Assad di Suriah menyerahkan kota tersebut kepada kelompok teror tanpa pertempuran pada Juli 2012 silam.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.