Ekonomi, Nasional

Jepang usul jalur kereta cepat pakai rel baru

Pemerintah Indonesia khawatir biaya investasi yang membengkak

Muhammad Nazarudin Latief  | 17.11.2017 - Update : 19.11.2017
Jepang usul jalur kereta cepat pakai rel baru Foto file (Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengungkapkan bahwa pihak Jepang mengusulkan agar proyek high speed train (HTS) atau kereta semi cepat Jakarta-Surabaya menggunakan rel baru di jalur yang sudah ada sekarang.

Ini berbeda dengan keputusan pemerintah Indonesia yang akan menggunakan rel existing untuk proyek tersebut.

“Jadi existing tetap. Satu untuk kereta cepat, jadi ada tiga nanti,” ujarnya di Jakarta, Jumat.

Ide ini disampaikan informal tiga atau empat-hari lalu dalam suatu pertemuan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Menteri Budi akan mengajak ahli untuk membayas kelaikan usulan tersebut, termasuk biaya tambahan yang muncul sebagai konsekuensi usulan tersebut, termasuk pada siapa biaya ini nanti dibebankan.

Salah satu konsekuensi usulan ini adalah bertambahnya perlintasan sebidangnya. Dengan demikian, kata Menteri Budi, investasi proyek ini akan lebih besar.

“Mestinya lebih besar yah (biayanya). Tapi saya maunya Rp60 triliun saja,” ujar Menteri Budi.

Meski akan membuat biaya bengkak, usulan rel baru ini mempunyai sisi positif. Yaitu tidak mengganggu operasional kereta yang melintas di jalur tersebut, baik selama pembangunan proyek. Selain itu, setelah kereta cepat beroperasi, tidak akan mengganggu kereta lama, karena tidak ada tumpang tindih kecepatan.

Budi menargetkan, studi lanjutan tersebut selesai akhir tahun ini. Pemerintah Indonesia dan Jepang berencana untuk kerja sama dalam pembangunan proyek kereta Jakarta-Surabaya.

Dalam proyek tersebut, pemerintah menurut Budi, ingin jarak Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu 5,5 jam sehingga bisa menjadi moda alternatif, dari pesawat ke kereta api. Dengan kecepatan tersebut, bisa ada perjalanan bolak-balik dalam satu hari sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat. Selain itu, Indonesia juga ingin 1.000 lebih perlintasan sebidang di jalur tersebut ditutup.

Sebelumnya dalam Transport Senior Official Meeting (TSOM) di Bali , pemerintah Indonesia memutuskan akan menggunakan jalur kereta yang sudah ada (existing) untuk proyek HST Jakarta-Surabaya. Menteri Budi selanjutnya meminta Jepang untuk mempelajari keputusan tersebut.

Pertimbangannya, soal biaya. Jika pemerintah memutuskan untuk mengambil opsi selain merehabilitasi jalur yang sudah ada, investasi proyek tersebut akan mencapai Rp100 triliun. Investasi tersebut menurut pemerintah terlalu besar.




Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.