Nasional

Survei: PDI-P dan Golkar raih elektabilitas tertinggi

Program pro rakyat Golkar di bawah sosok ketua umum baru Airlangga Hartarto menjadi faktor pendongkrak suara

Pizaro Gozali İdrus  | 24.01.2018 - Update : 25.01.2018
Survei: PDI-P dan Golkar raih elektabilitas tertinggi Ilustrasi - Seorang suporter PDI Perjuangan mengibarkan bendera partai dalam kampanye pemilihan umum di Solo, 9 Juli 2014. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia menyebutkan elektabilitas PDI Perjuangan dan Golkar ternyata menempati posisi tertinggi di awal 2018. (Agoes Rudianto - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Pizaro Gozali İdrus

JAKARTA 

Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Golkar ternyata menempati posisi tertinggi di awal tahun 2018 menurut survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Saat ini, elektabilitas PDI-P sebesar 22.2 persen lebih besar dari perolehan suaranya di pemilu 2014 yaitu 18.5 persen.

Sedangkan elektabilitas Partai Golkar saat ini sebesar 15.5 persen lebih besar dari perolehan suaranya di pemilu 2014 yaitu sebesar 14.75 persen.

LSI Denny JA melakukan survei pada 7-14 Januari lalu dengan metode multistage random sampling.

Jumlah responden sebanyak 1200 orang dengan margin of error +/- 2,9 persen. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka.

Menurut peneliti LSI Rully Akbar, Golkar untuk pertama kalinya mampu meraih dukungan di atas perolehan suaranya di Pemilu 2014.

Pada sejumlah survei sebelumnya, elektabilitas Partai Golkar justru mengalami penurunan, terutama ketika Mantan ketua Golkar Setya Novanto terlibat kasus korupsi E-KTP dan berhadapan dengan hukum.

“Pasca pergantian kepemimpinan, elektabilitas Golkar membaik dan menunjukkan tren kenaikan. Pada Desember 2017, elektabilitas Golkar naik menjadi 13.8 persen dan Januari 2018 naik lagi menjadi 15.5 persen,” jelas Rully.

Program pro rakyat

Rully menjelaskan ketiga program pro-rakyat Golkar di bawah sosok ketua umum baru Airlangga Hartarto menjadi faktor pendongkrak suara partai berlambang pohon beringin itu.

Ketiga program tersebut antara lain harga sembako terjangkau, memperluas lapangan kerja, dan rumah mudah akses dan terjangkau.

“Program itu rata-rata disukai pemilih di atas 80 persen,” terang Rully.

Rully menambahkan Partai Golkar berpotensi menjadi pesaing utama PDIP dalam pemilu 2019. Namun kondisi ini sangat bergantung dari soliditas Partai Golkar.

“Golkar juga harus berupaya mendapatkan efek electoral dari kinerja Jokowi. Kini, PDI-P masih dominan mendapatkannya sebagai partai yang kuat asosiasinya dengan Jokowi,” jelas Rully.

Elektabilitas PDI-P turun

Sementara itu, elektabilitas PDI-P justru mengalami penurunan pada survei kali ini.

Pada survei LSI Denny JA Agustus 2017, elektabilitas PDI-P berada di angka 28.3 persen. Naik cukup besar dari perolehan di Pemilu 2014.

“Pada Januari 2018, elektabilitas PDI-P sebesar 22.2 elektabilitas,” kata Rully.

LSI menjelaskan suara PDIP turun karena banyak suara pemilihnya kembali ke Partai Golkar.

Migrasi ini terjadi karena kedua partai memiliki platform sama sebagai nasionalis dan partai “wong cilik”.

Selain PDIP dan Gokar, elektabilitas partai lainnya yang berada di atas 10 persen adalah Gerindra dengan 11.81%. Sementara, Partai Demokrat 6.2%.

Di bawah itu, ada Partai Kebangkitan Bangsa 6.0 persen, Nasional Demokrat, 4.2 persen, Partai Keadilan Sejahtera 3.8 persen, Partai Persatuan Pembangunan 3.5 persen, dan Partai Amanat Nasional 2.0 persen. Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın