Budaya

Para pahlawan jalanan yang melindungi anjing-anjing liar Bali

Beberapa aktivis meluangkan waktu dan kasih sayang untuk mengurus anjing-anjing yang dicampakkan di Bali

Chandni  | 09.02.2018 - Update : 10.02.2018
Para pahlawan jalanan yang melindungi anjing-anjing liar Bali Arif Hendrasto memberikan makanan kepada anjing-anjing liar di jalanan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali pada 9 Februari 2018. Setiap sore selama empat tahun, Arif dibantu istrinya menyiapkan makanan berupa campuran nasi, hati, dan sayap ayam yang dibuat tanpa bumbu supaya anjing-anjing menghindari memakan umpan yang diberi racun. (Mahendra Moonstar - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Chandni Vasandani

JAKARTA

Anjing jalanan di Bali sudah lama dipandang sebagai sebuah masalah. Berkeliaran tanpa tuan, liar seakan kehilangan kasih sayang.

Tidak sedikit juga yang dicampakkan si pemilik karena berbagai alasan. Mulai dari tidak tahu cara memelihara dengan benar hingga tidak memiliki uang yang cukup untuk mengurus anjing-anjing tersebut.

Banyak melihat anjing liar berwira-wiri di jalan, seorang pria warga Ubud, Arif Hendrasto, tergugah untuk memberi makan hewan-hewan tersebut dengan rutin.

Berawal dari rasa iba, Arif bersama sang istri kini punya 'pelanggan' yang harus dibawakan makanan setiap harinya.

"Saya memang sayang sama binatang dan kasihan melihat mereka berhari-hari tidak makan. Jadi saya minta bantuan istri untuk buatkan makanan sederhana," kata Arif saat berbicara dengan Anadolu Agency.

Dia menuturkan, makanan yang dimasak oleh istrinya itu berisi nasi, hati dan sayap ayam.

Meski untuk hewan jalanan, mereka tetap mengolahnya dengan cara yang khusus, yakni tanpa bumbu ataupun minyak goreng.

"Biar kimianya sedikit dan bulu anjingnya juga menjadi sehat, bersinar," kata dia.

"Selain itu, anjing-anjing pun akan sadar jika diberikan makanan yang rasanya lebih gurih dari biasanya, dan akan sadar jika ada percobaan untuk meracuni mereka," tutur Arif.

Tidak hanya anjing, Arif juga menyodorkan piring masakan 'spesial'nya itu ke beberapa ekor kucing.

Saat ini, dalam satu hari, ada 10 ekor anjing jalanan yang bisa tidur dengan perut kenyang karena kemurahan hati Arif dan istrinya.

Seekor anjing buta peliharaan Prue Barber, relawan dan pencinta anjing, duduk dan menemani tuannya beraktivitas di Desa Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali pada 9 Februari 2018.

Sedikit berbeda dari Arif, rasa cinta warga negara Australia yang tinggal di Bali, Prue Barber, juga membuat beberapa anjing jalanan bisa merasakan hidup yang lebih aman.

Jika Arif menyajikan makanan gratis pada anjing telantar, maka Prue memilih untuk membuka 'tempat penginapan' untuk anjing-anjing liar yang ditemuinya.

Lewat laman Facebook bernama Mission Pawsible yang dikelolanya, Prue mencarikan rumah yang cocok untuk anjing-anjing ditelantarkan itu.

"Bisa dibilang seperti biro jodoh, tapi khusus untuk anjing," gelak Prue.

Perempuan itu mengaku sering merogoh kocek sendiri untuk merawat, mevaksinasi serta memperbaiki gizi dan kesehatan anjing-anjing yang sering ditemukannya dalam kondisi 'memiliki temperamen buruk' atau menderita penyakit kulit.

Ketika anjing itu sudah kembali ramah dan sudah menjadi periang, Prue mengunggah foto-foto mereka di media sosial dan melihat apakah ada yang tertarik mengadopsi anjing.

"Saya mendorong teman-teman saya agar memungut saja dan jangan membeli anjing. Pertama, karena industri jual-beli anjing dikenal kurang sehat. Kedua, karena masih banyak anjing yang dibuang pemiliknya dan butuh kasih sayang," jelas Prue.

Masalah banyaknya anjing telantar yang ditemukan di Bali, dia menilai, bersumber pada kurangnya wawasan pemilik mengenai cara merawat anjing.

"Sekarang saya lebih sering mengedukasi. Jadi bila ada yang bertanya bagaimana anjingnya bisa sehat dan bahagia, saya tidak segan membantu," kata Prue.

Proses itu tidak mudah dan tidak murah, aku Prue, karenanya dia sering bekerja sama dengan Yayasan Bali Animal Welfare Association (BAWA) yang membantu membawa anjing-anjing itu ke dokter hewan untuk disteriliasi, vaksinasi atau diobati.

Dia pun tidak menampik bahwa ada juga penggemar hewan yang memberikan kontribusi atas aksinya setelah melihat laman facebook Mission Pawsible.

Jumlah kasus rabies di Bali tercatat banyak, namun terus menurun. Pada 2016, ada sekitar 30 ribu kasus gigitan anjing. Jumlah itu 12 kali lipat lebih banyak jika dibandingkan dalam skala nasional.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.