Putin tegaskan terima kasih Rusia kepada Korea Utara atas dukungannya rebut kembali wilayah Kursk
‘Teman-teman Korea Utara bertindak berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati,’ kata presiden Rusia
ISTANBUL
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin (28/04) menegaskan kembali rasa terima kasih negaranya atas dukungan Korea Utara kepada Moskow dalam merebut kembali wilayah perbatasannya di Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan pada bulan Agustus tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kremlin, Putin mengatakan bahwa unit-unit tentara Korea Utara memainkan peran aktif dalam mendorong pasukan Ukraina keluar dari wilayah perbatasan "dengan mematuhi sepenuhnya hukum internasional" dan kesepakatan kemitraan strategis yang ditandatangani antara Moskow dan Pyongyang pada bulan November 2024.
"Teman-teman Korea Utara bertindak berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati. Kami sangat menghargai ini dan dengan tulus berterima kasih secara pribadi kepada Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan seluruh pimpinan dan rakyat DPRK," kata Putin lebih lanjut.
Putin mencatat bahwa Rusia memberi penghormatan kepada "kepahlawanan, pelatihan khusus tingkat tinggi, dan dedikasi" para prajurit Korea Utara yang, katanya, "memenuhi tugas mereka dengan kehormatan dan keberanian, menutupi diri mereka dengan kemuliaan yang tak pernah pudar."
“Kami yakin bahwa hubungan persahabatan, bertetangga baik, dan kerja sama antara negara kita, yang ditempa di medan perang, akan terus berkembang dengan sukses dan dinamis di semua bidang,” imbuhnya.
Pada hari Sabtu, Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov menyatakan bahwa Rusia telah mengambil alih kembali kendali wilayah perbatasan Kursk, sekaligus berterima kasih kepada tentara Korea Utara yang berpartisipasi dalam aksi militer di wilayah tersebut dalam apa yang menjadi konfirmasi resmi pertama keterlibatan Pyongyang dalam perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada bulan Februari 2022.
Kepala Staf Umum Ukraina mengatakan pernyataan Gerasimov "tidak sesuai dengan kenyataan," mengklaim operasi pertahanan Kyiv di wilayah tersebut masih berlangsung, tetapi situasi operasional di wilayah tersebut "sulit."
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin (28/04) menegaskan kembali rasa terima kasih negaranya atas dukungan Korea Utara kepada Moskow dalam merebut kembali wilayah perbatasannya di Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan pada bulan Agustus tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kremlin, Putin mengatakan bahwa unit-unit tentara Korea Utara memainkan peran aktif dalam mendorong pasukan Ukraina keluar dari wilayah perbatasan "dengan mematuhi sepenuhnya hukum internasional" dan kesepakatan kemitraan strategis yang ditandatangani antara Moskow dan Pyongyang pada bulan November 2024.
"Teman-teman Korea Utara bertindak berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati. Kami sangat menghargai ini dan dengan tulus berterima kasih secara pribadi kepada Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan seluruh pimpinan dan rakyat DPRK," kata Putin lebih lanjut.
Putin mencatat bahwa Rusia memberi penghormatan kepada "kepahlawanan, pelatihan khusus tingkat tinggi, dan dedikasi" para prajurit Korea Utara yang, katanya, "memenuhi tugas mereka dengan kehormatan dan keberanian, menutupi diri mereka dengan kemuliaan yang tak pernah pudar."
“Kami yakin bahwa hubungan persahabatan, bertetangga baik, dan kerja sama antara negara kita, yang ditempa di medan perang, akan terus berkembang dengan sukses dan dinamis di semua bidang,” imbuhnya.
Pada hari Sabtu, Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov menyatakan bahwa Rusia telah mengambil alih kembali kendali wilayah perbatasan Kursk, sekaligus berterima kasih kepada tentara Korea Utara yang berpartisipasi dalam aksi militer di wilayah tersebut dalam apa yang menjadi konfirmasi resmi pertama keterlibatan Pyongyang dalam perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada bulan Februari 2022.
Kepala Staf Umum Ukraina mengatakan pernyataan Gerasimov "tidak sesuai dengan kenyataan," mengklaim operasi pertahanan Kyiv di wilayah tersebut masih berlangsung, tetapi situasi operasional di wilayah tersebut "sulit."