Ekonomi

Investasi global di sektor energi turun akibat Covid-19

Investasi global di sektor energi diperkirakan hanya sebesar USD1,5 triliun pada tahun ini, turun sekitar 20 persen, menurut laporan International Energy Agency

Umar Idris  | 27.05.2020 - Update : 28.05.2020
Investasi global di sektor energi turun akibat Covid-19 Ilustrasi: Fasilitas pengolahan minyak. (Halil Sağırkaya - Anadolu Agency )

Ankara

Gulsen Cagatay, Nuran Erkul Kaya

ANKARA

Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan terbesar investasi global di sektor energi sebesar USD400 miliar pada tahun ini, atau turun 20 persen per tahun, demikian laporan utama Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA), pada Rabu.

Menurut laporan itu, pada awal tahun 2020, investasi energi global masih diproyeksikan akan tumbuh 2 persen sepanjang tahun, dan akan terus naik selama selama enam tahun.

Namun, krisis pandemi global membuat sebagian besar ekonomi dunia terhenti dalam hitungan bulan.

Sebagai akibat dari neraca yang melemah, ketidakpastian dalam ekonomi global dan penurunan harga energi, perusahaan mengurangi investasi sementara selama masa karantina, dan akibat rantai pasokan yang terganggu sehingga menghambat proyek.

Laporan IEA tersebut menunjukkan bahwa investasi energi global diperkirakan turun menjadi sekitar USD1,5 triliun pada tahun 2020, atau turun sebesar USD400 miliar dibandingkan tahun 2019.

“Kejatuhan bersejarah dalam investasi energi global sangat meresahkan karena berbagai alasan. Ini berarti kita mengalami kehilangan pekerjaan dan peluang ekonomi pada hari ini, serta kehilangan pasokan energi yang mungkin kita butuhkan besok setelah ekonomi pulih, "kata Fatih Birol, direktur eksekutif IEA.

"Perlambatan dalam belanja teknologi energi bersih juga berisiko merusak transisi yang sangat dibutuhkan untuk sistem energi yang lebih tangguh dan berkelanjutan," katanya.

Menurut laporan itu, investasi global di sektor minyak dan gas diperkirakan akan turun hampir sepertiga, sementara investasi di shale industry diperkirakan akan turun 50 persen tahun ini.

Pada saat yang sama, banyak perusahaan minyak di setiap negara sekarang sangat kekurangan dana.

Sedangkan untuk pasar minyak, jika investasi tetap pada level 2020, maka ini akan mengurangi tingkat pasokan yang sebelumnya diperkirakan pada tahun 2025 hampir mencapai 9 juta barel per hari. Berkurangnya pasokan akan menciptakan risiko yang besar jika permintaan mulai bergerak kembali ke masa sebelum krisis, kata laporan itu.

Investasi sektor pembangkit listrik global diperkirakan akan turun 10 persen, meningkatkan kekhawatiran atas pengembangan sistem tenaga yang lebih aman dan berkelanjutan.

"Jaringan listrik telah menjadi fondasi penting dari tanggap darurat terhadap krisis kesehatan dan kegiatan ekonomi dan sosial yang tetap dapat beroperasi meski dalam kondisi karantina," kata Birol.

"Jaringan listrik ini harus dapat bertahan dan smart untuk menangkal guncangan di masa depan tetapi juga dapat mengakomodasi meningkatnya pasokan listrik tenaga angin dan tenaga surya. Tren investasi saat ini adalah tanda-tanda peringatan yang jelas untuk keamanan listrik di masa depan," kata laporan itu memperingatkan.

Meskipun investasi energi terbarukan lebih tangguh selama krisis daripada bahan bakar fosil, namun belanja rumah tangga dan bisnis untuk instalasi tenaga surya di atap rumah tangga dan kantor sangat terpengaruh.

IEA mengatakan bahwa keputusan investasi pada akhir pada kuartal pertama 2020 pada proyek listrik tenaga angin dan surya turun kembali ke level tiga tahun lalu.



Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.