Politik

Penasihat Trump pimpin kelompok think tank anti-Muslim

John Bolton memimpin Gatestone Institute sejak 2013 hingga akhirnya mendapatkan posisi penting di Gedung Putih sejak awal bulan ini

Michael Hernandez  | 24.04.2018 - Update : 24.04.2018
Penasihat Trump pimpin kelompok think tank anti-Muslim (Foto File - Anadolu Agency)

Washington DC

Michael Hernandez

WASHINGTON

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini memberikan kursi penasehat keamanan nasional kepada pemimpin kelompok think tank yang dikenal sering menunggangi pemberitaan anti-muslim yang menyesatkan dan salah. Hal itu diungkapkan dalam sebuah laporan media pada Senin.

John Bolton memimpin Gatestone Institute dari 2013 hingga dia akhirnya mengambil posisi Gedung Putih pada awal bulan ini, NBC News melaporkan.

Pada halaman beranda situs webnya, institut tersebut telah menempatkan artikel dengan judul seperti "Belgia: Negara Islam Pertama di Eropa?", dan "Inggris: 'Buku Pegangan Guru' yang Mendukung Ekstremisme?".

Kelompok ini menggambarkan dirinya sebagai "dewan kebijakan dan think tank internasional non-partisan dan lembaga non-profit" yang didedikasikan untuk "mendidik masyarakat tentang apa yang gagal dilaporkan oleh media mainstream".

Namun, Ibrahim Hooper, seorang juru bicara Dewan Hubungan Muslim Amerika-Islam (CAIR) - kelompok advokasi Muslim - mengatakan kepada NBC bahwa kelompok tersebut adalah "bagian penting dari seluruh industri pondok Islamofobia [sic] di internet".

Hooper menyebut hubungan antara Bolton dengan Gatestone "sangat mengganggu", terutama mengingat perannya sekarang yang menonjol di Gedung Putih.

NBC mengutip kelompok itu menjadi salah satu sumber artikel yang menuduh "zona larangan bepergian" yang dikendalikan oleh Muslim di Eropa, yang kala itu dikutip oleh Senator Ted Cruz pada saat berperan di dalam Gedung Putih pada 2016, dan juga oleh mantan Gubernur Louisiana, Bobby Jindal pada 2015.

Lebih dari itu, NBC juga mengungkapkan empat kasus di mana para troll media sosial Rusia me-retweet postingan akun Twitter Gatestone. Semua dari mereka bekerja untuk Badan Riset Internet terkait pemerintah Rusia, yang telah diberi sanksi oleh pemerintah AS setelah didakwa oleh hakim karena diduga bekerja untuk mengganggu pemilihan penguasa Gedung Putih 2016 lalu.

"Dalam mengembuskan berita anti-Muslim, Gatestone memiliki tujuan yang sama dengan kampanye disinformasi Rusia yang berusaha untuk menggambarkan masyarakat Barat beresiko 'Islamisasi'," NBC melaporkan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.