Jepang sebut kunjungan PM Rusia ke pulau sengketa lukai perasaan publik
Menlu Jepang mengatakan pulau yang disengketakan belum dapat diselesaikan meski konflik ini telah berlangsung lebih dari 70 tahun sejak Perang Dua II
Ankara
Riyaz ul Khaliq
ANKARA
Jepang menyatakan kunjungan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin pada Senin ke pulau Etorofu yang disengketakan telah melukai "perasaan rakyat Jepang."
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan "kunjungan ini sangat disesalkan, karena tidak sesuai dengan posisi yang konsisten Pemerintah Jepang di Wilayah Utara dan melukai sentimen rakyat Jepang."
Motegi mengatakan masalah ini belum terselesaikan lebih dari 70 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II, dan Jepang telah melakukan negosiasi tentang perjanjian damai dengan Rusia.
Pada Pembicaraan Telepon KTT Jepang-Rusia pada bulan September tahun lalu, kedua pemimpin menegaskan untuk "mempercepat negosiasi berdasarkan Deklarasi Bersama Jepang-Soviet tahun 1956."
Dengan latar belakang seperti itu, pernyataan itu menambahkan, kunjungan perdana menteri Rusia "tidak dapat diterima bagi Jepang dan itu tidak berkontribusi pada hubungan Jepang-Rusia sama sekali."
Berdasarkan deklarasi tersebut, setelah perjanjian damai antara dua saingan tercapai, Shikotan dan kelompok pulau Habomai, dua dari empat pulau yang disengketakan akan diserahkan ke Jepang.
Jepang sangat mendesak pihak Rusia "untuk bertindak secara konstruktif" untuk kemajuan masa depan hubungan Jepang-Rusia, menuju kemajuan negosiasi perjanjian damai, termasuk kegiatan ekonomi bersama di Empat Kepulauan Utara.
Moskow menekankan bahwa pulau-pulau itu "diperoleh secara sah setelah Tokyo menyerah dalam perang," dan mendesak Tokyo untuk mengakuinya, sementara Tokyo yang melihat pengambilalihan itu sebagai "ilegal."
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.