Mantan pemimpin FARC Ivan Mordisco tewas di Kolombia
Sedikitnya 10 gerilyawan lainnya tewas dalam pemboman yang dilakukan militer
Bogota Kolombia
Ivan Mordisco, mantan pemimpin kelompok gerilya FARC, tewas dalam operasi militer pada 9 Juli, kata Menteri Pertahanan Diego Molano, pada Jumat waktu setempat.
"Operasi Jupiter melawan Ivan Mordisco pemimpin besar FARC berakhir dan memberikan pukulan terakhir kepada para pembangkang," tulis Molano di media sosial Twitter.
Ivan Mordisco yang nama lengkapnya Nestor Gregorio Vera Fernandez adalah salah satu komandan Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) terpenting, yang menolak kesepakatan damai 2016 dengan pemerintah.
Sedikitnya 10 orang tewas dalam operasi Jupiter yang membom sebuah kamp di wilayah Caqueta selatan sebelum 300 anggota tentara masuk dan memerangi kelompok gerilyawan yang tersisa.
Pihak berwenang mengatakan beberapa jam setelah pertempuran, kelompok gerilyawan memasuki daerah itu, mengambil tubuh Mordisco dan anggota organisasi kriminal lainnya dan menguburkan mereka.
Tentara menyita dua senjata jarak jauh, enam senjata jarak pendek, amunisi dan granat selama operasi.
Mereka juga menemukan dua unit GPS, radio, drone, dua komputer dan tujuh ponsel, di antara barang-barang lainnya.
Di antara mereka yang dilaporkan tewas adalah seorang wanita yang dikatakan sebagai pasangan romantis Mordisco. Menurut laporan intelijen, Mordisco memimpin setidaknya 400 orang.
Mordisco bergabung dengan kelompok FARC pada akhir 1990-an, di mana dia adalah seorang ahli penembak jitu dan bahan peledak.
Mordisco adalah salah satu yang paling dicari di Kolombia -- karena merekrut pria dan wanita untuk membantu meningkatkan jumlah kriminal dan melindungi tanaman kokain ilegal yang ditanam di wilayah tersebut.
Mordisco adalah pemimpin FARC pertama yang menentang proses perdamaian dan menolak untuk meletakkan senjatanya.
Pada tahun 2016, ia mengirim surat kepada tim perunding FARC di Kuba, mengatakan bahwa frontnya tidak akan mendemobilisasi dan mengundang semua anggota gerilya yang tidak setuju dengan proses perdamaian untuk "melanjutkan perjuangan pemberontak."