Dunia, Nasional, Regional

Rusia 'prihatin' atas kekerasan di Myanmar

Rusia mengutuk tindakan kekerasan yang menyebabkan korban jiwa, kata juru bicara Kremlin Peskov

Elena Teslova  | 27.04.2021 - Update : 27.04.2021
Rusia 'prihatin' atas kekerasan di Myanmar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sefa Karacan - Anadolu Agency)

Moscow City

MOSKOW 

Rusia prihatin atas situasi di Myanmar, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin.

Kremlin mengikuti situasi di negara itu dengan cermat dan mengutuk tindakan kekerasan apa pun, yang menyebabkan korban sipil, kata Peskov kepada wartawan.

"Kami sangat prihatin dan mengamati dengan penuh perhatian apa yang terjadi di Myanmar. Kami mengutuk keras tindakan yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia di antara penduduk sipil," kata dia.

Tetapi Myanmar harus mengatasi masalahnya sendiri, tambah Peskov.

Setidaknya 751 orang tewas dalam tindakan keras militer terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar, menurut angka terbaru yang dirilis oleh kelompok pengawas HAM.

Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan pada Minggu malam bahwa sebanyak 3.431 orang ditahan dan 79 orang di antaranya dijatuhi hukuman.

Kekerasan masih terus berlanjut meski para pemimpin negara Asia Tenggara (ASEAN) berkumpul pada Sabtu di Jakarta untuk membahas situasi di Myanmar.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın