Analisis

Apa itu 'bom kotor' dan seberapa berbahayanya?

Bom kotor adalah senjata yang menggabungkan bahan peledak konvensional seperti dinamit dan bahan radioaktif

Burc Eruygur  | 26.10.2022 - Update : 31.10.2022
Apa itu 'bom kotor' dan seberapa berbahayanya?

ISTANBUL

Kementerian Pertahanan Rusia pekan lalu mengklaim bahwa Ukraina berencana menggunakan "bom kotor" dengan tujuan untuk menyalahkan penggunaan radioaktivitas yang dihasilkan di Moskow.

Klaim itu ditolak oleh Ukraina, serta Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis dalam pernyataan bersama yang dirilis pada 23 Oktober 2022.

Bom kotor, yang juga dikenal sebagai perangkat penyebaran radiologi, adalah senjata yang menggabungkan bahan peledak konvensional seperti dinamit dan bahan radioaktif seperti uranium.

Tujuan dari perangkat tersebut adalah untuk menyebarkan bahan radioaktif ke daerah sekitarnya, sehingga menyebabkan kontaminasi dalam radius ledakan.

Istilah "bom kotor" terkadang disalahartikan sebagai alat peledak lainnya, terutama senjata nuklir. Namun, senjata nuklir melibatkan pemecahan atom, menghasilkan pelepasan energi yang sangat besar.

Bom kotor memiliki radius ledakan yang jauh lebih kecil dan bertujuan untuk menyebarkan debu radioaktif, asap, atau bahan lain daripada menghancurkan infrastruktur.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga nuklir seperti Komisi Pengaturan Nuklir AS, ledakan bom kotor tidak akan melepaskan radiasi yang cukup untuk membunuh orang atau menyebabkan penyakit parah.

Dibandingkan dengan bahan peledak konvensional, bom kotor dikatakan kurang berbahaya bagi manusia. Namun, mereka tercatat efisien dalam menyebarkan ketakutan dan kepanikan.

Bahaya lingkungan yang disebabkan oleh bom kotor memerlukan pembersihan skala besar yang dapat memakan banyak biaya.

Tingkat kontaminasi yang disebabkan oleh ledakan bom kotor tergantung pada banyak faktor, termasuk ukuran bahan peledak, jumlah dan jenis bahan radioaktif yang digunakan dan kondisi cuaca di mana ledakan itu terjadi, menurut para peneliti.

Penggunaan "bom kotor" tidak pernah terjadi, meski upaya untuk memerangi atau menggunakan perangkat tersebut telah tercatat di masa lalu.

Israel melakukan serangkaian tes di padang pasir dalam proyek empat tahun di reaktor nuklir Dimona untuk mengukur kerusakan dan implikasi lain dari ledakan bom kotor, menurut harian Haaretz pada 8 Juni 2015.

Pada 1995, pemberontak Chechnya telah menanam bom tersebut tetapi gagal meledakkannya di Taman Ismailovsky Moskow.

Setelahnya, Amerika Serikat (AS) menangkap Jose Padilla, seorang tersangka mata-mata al-Qaeda, karena merencanakan pembuatan dan akan meledakkan bom kotor di sebuah kota Amerika pada 2002.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın