Budaya, Nasional

Dari kotoran hewan hingga kelezatan yang khas: Pembuatan kopi luwak Bali

Diproses di dalam perut musang, biji kopi yang unik dan mewah ini menawarkan tegukan yang lebih lembut untuk para pecinta kopi

Merve Aydogan  | 01.12.2022 - Update : 14.12.2022
Dari kotoran hewan hingga kelezatan yang khas: Pembuatan kopi luwak Bali Ni Ketut Budiani petani kopi Luwak di Bali. ( Emin Sansar - Anadolu Agency )

BALI

Pulau Bali menawarkan kopi terbaik dan termahal di dunia, yang dikenal sebagai "Kopi Luwak", dibuat dari biji kopi yang diambil dari sumber yang tidak terduga: kotoran mamalia, musang luwak.

Ni Ketut Budiani, yang bekerja di perkebunan kopi Luwak di Bali, menceritakan kepada Anadolu Agency tentang proses pembuatan kopi yang tidak biasa ini.

Biasanya dibutuhkan waktu seminggu untuk menyiapkan biji kopi, hasil pembuatannya bergantung pada cuaca, kata Budiani.

“Kalau tidak hujan, proses pembuatan kopi luwak memakan waktu satu minggu,” ujar dia.

Hasil akhirnya jauh lebih baik saat kacang dijemur di bawah sinar matahari. Tapi jika dalam cuaca hujan, mereka bisa dikeringkan di dalam ruangan, dan ini akan mempengaruhi rasa minuman kopinya.

Hal yang membuat kopi unik ini “spesial" adalah bagaimana biji kopi dikumpulkan dari alam liar – dari kotoran musang luwak yang mirip kucing, yang memakan buah kopi di dahan pohon pada malam hari dan mengeluarkannya sendiri dari lubangnya pada pagi hari.

“Pada malam hari, mereka pergi ke pohon kopi dan menelan serta mengolahnya di dalam perut. Ketika mereka makan, mereka memakan buah kopi, bukan biji di dalamnya. Mereka memakan buah berwarna coklat muda kemerahan dan kulit (benih) yang kuat keluar di kotorannya," tutur dia.

Setelah keluar dari sistem pencernaan hewan, biji kopi dicuci dengan air panas dan direbus sebentar.

Benih yang sudah direbus sebaiknya dibiarkan kering di bawah matahari. Setelah kering, kulit biji yang kuat dibuang dan biji dikeluarkan.

“Kemudian kami bersihkan (biji) dengan air panas lagi dan selesai dengan mengeringkan dan memanggangnya,” tambah Budiani.

Enzim pencernaan hewan dipercaya dapat mengurangi keasaman biji kopi, menghasilkan secangkir kopi yang lebih halus dengan rasa dan aroma yang unik.

“Kopi Luwak memiliki aroma yang kuat saat diminum. Tapi tidak apa-apa untuk diminum tanpa gula,” sebut dia, seraya menambahkan jika dibandingkan dengan kopi Robusta Bali yang juga kental akan terasa lebih enak dengan gula.

Ribuan turis yang mengunjungi Bali setiap tahun berduyun-duyun ke kedai kopi dan kafe untuk mencicipi kopi khas Jawa, yang harganya sekitar 50.000 rupiah Indonesia (USD3,17) per cangkir.

Pelanggan juga dapat meminta bagaimana kopi Luwak mereka disangrai, setelah itu digiling menggunakan lesung besar.

Penggilingan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk setidaknya 2 kilogram (4,4 pon) biji kopi, dan kopi bubuk kemudian diayak sebelum dikemas, kata Budiani.

Untuk menjaga kebersihan dan kehigienisan, bisa juga digunakan mesin untuk mengolah kopi eksotis tersebut, menurut Budiani.

"Banyak orang, ketika mereka datang ke sini, sangat menyukainya. Kami memiliki banyak pelanggan yang datang ke sini dan mencobanya," imbuh dia.

Kedai kopi itu juga menawarkan berbagai macam teh eksotis lokal, serta pilihan kopi lainnya kepada para pengunjung.

Teh dari kulit buah manggis asli tropis, teh rosella, dan teh yang terbuat dari jahe biasa maupun jahe merah menjadi pilihan lain yang bisa dicicipi wisatawan.

Teh manggis yang menenangkan dapat membantu menghilangkan stres dan peradangan, kata Budiana, selain itu juga berfungsi sebagai antioksidan yang kuat.

"Sangat populer di sini. Ketika orang datang berkunjung, mereka memintanya," pungkas Budiani.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın