
Jakarta Raya
Muhammad Latief
JAKARTA
Indonesia masih mengandalkan industri gerabah dan keramik nasional untuk masuk ke pasar global maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri, ujar seorang pejabat di Kementerian Perindustrian, Kamis.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih mengatakan kekuatan Indonesia untuk menumbuhkan industri kecil gerabah dan keramik adalah ketersediaan bahan baku seperti tanah liat, feldspar, pasir silika, dolomit, limestone dan batu granit.
“Desain kita juga menarik. Ini sektor yang lekat dengan budaya, sehingga memiliki tempat di hati masyarakat kita,” ujar dia dalam siaran pers, Kamis.
Pemerintah mencatat jumlah IKM gerabah dan keramik hias lebih dari 5.200 unit usaha yang telah menyerap tenaga kerja hingga 21.470 orang.
Menurut Gita, Sentra IKM gerabah dan keramik hias tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, di antaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
Pada 2018 lalu, capaian ekspor produk ini melampaui USD25,4 juta, naik sedikit dibanding tahun sebelumnya yang sudah menembus USD25,2 juta.
Negara tujuan ekspor produk ini adalah Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Belanda dan Britania Raya.
“Pasar yang lebih besar di dunia internasional pasti ada. Apalagi, adanya kerja sama ekonomi komprehensif yang sudah ditandatangani seperti dengan Australia dan EFTA,” ujar dia.
Menurut Gita, Indonesia optimistis bisa menempati peringkat ke-4 dunia produsen keramik terbesar dunia.
Kapasitas terpasang keramik nasional sebesar 560 juta meter persegi.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.