Dunia

DK PBB kecam serangan brutal Israel terhadap sekolah di Gaza

China berharap AS akan 'mengambil tindakan yang tulus dan bertanggung jawab untuk mendorong Israel menghentikan operasi militernya di Gaza'

Merve Aydogan  | 15.08.2024 - Update : 16.08.2024
DK PBB kecam serangan brutal Israel terhadap sekolah di Gaza

HAMILTON, Kanada

Anggota Dewan Keamanan PBB mengecam serangan terbaru militer Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung orang-orang terlantar di Gaza yang menewaskan sedikitnya 100 warga Palestina.

Rusia dan China meminta pertanggungjawaban AS atas insiden tersebut karena memberikan dukungan senjata kepada.

"Ketika mendesak Resolusi Dewan Keamanan 2735, AS mengklaim bahwa Israel telah menerima perjanjian gencatan senjata, tetapi kenyataannya justru sebaliknya," kata Fu Cong, Wakil Tetap China untuk PBB, kepada Dewan selama rapat darurat mengenai Palestina pada Selasa yang diminta oleh Aljazair.

Cong mengatakan tidak ada "tanda-tanda kredibel mengenai komitmen Israel terhadap gencatan senjata," dan "apa yang kita lihat adalah operasi militer yang terus meluas dan korban sipil yang terus meningkat."

Utusan China tersebut mencatat bahwa AS adalah "pemasok senjata terbesar" bagi Israel dan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap negara tersebut.

"Kami berharap AS akan mengambil tindakan yang tulus dan bertanggung jawab untuk mendesak Israel menghentikan operasi militernya di Gaza sesegera mungkin, dan menghentikan pembantaian warga sipil," tambah dia.

Menyebut "nyawa warga sipil tidak boleh dianggap remeh," para anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Israel baru-baru ini terhadap Sekolah Al-Tabeen di Gaza timur dan juga laporan kekerasan seksual yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap tahanan Palestina.

Perwakilan Rusia Dmitry Polyanskiy menyampaikan kepada Dewan bahwa negaranya "sangat terguncang" oleh serangan terhadap sekolah tersebut dan menyampaikan "belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban tewas, dan kami mendoakan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka."

Selain itu, Polyanskiy menyalahkan AS atas jatuhnya korban sipil di Gaza.

"Mengharapkan rekan-rekan kita di Barat, terutama AS, yang bersekongkol dengan Israel untuk menunjukkan belas kasihan terhadap Palestina adalah hal yang tidak ada gunanya," tutur dia.

Mengatakan kutukan "tidak akan berhasil" terhadap serangan Israel yang terus berlanjut, utusan Rusia itu mengatakan "masalahnya jauh lebih dalam."

Dia menyalahkan negara-negara Barat yang "menjilat" Israel atas meningkatnya krisis di Timur Tengah.

"Lebih dari 14 anggota Dewan Keamanan disandera oleh AS, yang menghalangi berbagai tindakan apa pun untuk gencatan senjata segera," tambah Polyanskiy.

Perwakilan tetap Aljazair di PBB Amar Bendjama bertanya kepada para anggota: "Berapa lama lagi ini akan menjadi pertemuan Dewan Keamanan yang tidak efektif, sia-sia dan tidak ada harapan?"

Bendjama menekankan bahwa Dewan Keamanan "memiliki tanggung jawab utama secara hukum dan moral untuk bertindak, dan bertindak tegas untuk mengemban mandatnya dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional."

Bendjama mengatakan bahwa DK PBB "terus-menerus dibodohi dan diabaikan" selama lebih dari 300 hari karena rakyat Gaza "menjadi sasaran hukuman kolektif," dan mengatakan pembantaian di sekolah "tidak akan mungkin terjadi tanpa bantuan keuangan dan militer yang diberikan secara cuma-cuma kepada agresor Israel."

Dia meminta Dewan untuk "memenuhi tanggung jawabnya dan menghormati komitmennya," dan menuntut agar Israel dimintai pertanggungjawaban dengan "menggunakan semua cara hukum, termasuk sanksi."

"Tidak ada ruang untuk menunda atau memperumit negosiasi dengan menambahkan persyaratan baru atau tuntutan baru," tukas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın