Jakarta Raya
JAKARTA
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus berupaya untuk mendorong pemulihan pariwisata di Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan saat ini pihaknya tengah percepat lima destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
“Indikator pariwisata ekonomi kreatif 2019 hingga 2020 sangat memprihatinkan. Kalau kita lihat jumlahnya jebol [turun] hampir 75 persen,” kata Menteri Sandiaga dalam diskusi virtual, Rabu.
Menurut Sandiaga, pemulihan pariwisata saat ini memiliki tiga konsep.
“Gercep (gerak cepat), geber (gerak bersama), dan gaspol (garap semua potensi yang ada untuk ciptakan lapangan kerja),” terang dia.
Sementara untuk pemulihan pariwisata jangka pendek, Menteri Sandiaga mengatakan peningkatan wisatawan nusantara jadi fokus utama.
Sehingga dalam jangka panjang, Menteri Sandiaga berharap, Indonesia mampu jadi destinasi pilihan di Asia Tenggara.
Tak hanya itu, saat ini menurut Menteri Sandiaga konsep pariwisata memiliki konsep yang berbeda.
Konsep pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan tengah diusung.
Sehingga dia memastikan, fokus utama bukan lagi soal kuantitas namun kualitas.
“Agar wisatawan ke Indonesia tuh patuh kepada kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan,” kata Menteri Sandiaga.
Menteri Sandiaga juga memastikan bahwa tahun ini ada peningkatan serta perluasan program perlindungan sosial di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sehingga program perlindungan ini tak hanya menyasar hotel dan restoran namun juga biro perjalanan serta pemandu wisata.
Selain itu, realokasi anggaran juga diberikan kepada program-program padat karya termasuk desa wisata dan onboarding technology.
“Jadi kita dorong agar milenial-milenial kita bukan jadi kaum rebahan tapi jadi agen perubahan,” lanjut dia.
Sandiaga meminta agar para milenial untuk tidak mencari pekerjaan namun justru menciptakan lapangan kerja.
Sementara itu menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat ini investor sudah tidak lagi menjadikan Pulau Jawa sebagai satu-satunya alternatif tempat menanam modal di Indonesia.
Menurut dia hal ini terjadi karena pembangunan infrastruktur pada lima tahun terakhir telah mampu menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru.
“Di Indonesia, realisasi investasi kita pada tahun 2020 dari target kita itu 817,2 triliun kemudian realisasi kita itu 826,3 triliun jadi target kita terlampaui sekitar 9 triliun,” kata Bahlil.
Dia menambahkan, sejak zaman reformasi, realisasi investasi di luar Pulau Jawa tak pernah lebih besar dari Pulau Jawa.
“Jawa sebesar 49,5 persen atau setara dengan 408,8 triliun, dan luar Jawa 417,5 triliun atau 50,5 persen,” kata Bahlil.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.