Dunia

Israel gunakan robot bermuatan bom yang dilarang secara hukum internasional di Gaza utara

Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania menunjukkan 'banyak kesaksian' tentang penggunaan robot peledak jarak jauh 'tanpa pandang bulu' oleh tentara Israel

Mohamed Majed  | 15.10.2024 - Update : 18.10.2024
Israel gunakan robot bermuatan bom yang dilarang secara hukum internasional di Gaza utara

GAZA, Palestina

Penggunaan robot bermuatan bahan peledak oleh tentara Israel selama operasinya di Gaza utara "dilarang berdasarkan hukum internasional," kata Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania.

"Tentara Israel meningkatkan genosida terhadap warga Palestina di sana dengan melakukan pembantaian, pembunuhan yang disengaja, kelaparan, dan pemindahan paksa secara luas," kata organisasi yang berpusat di Jenewa itu dalam sebuah pernyataan.

"Tentara Israel telah sepenuhnya memisahkan Gaza utara dari kota Gaza dengan mengerahkan kendaraan dan mendirikan penghalang pasir serta puing-puing dari rumah-rumah yang hancur, di samping perlindungan tembakan dari drone."

Organisasi tersebut mencatat bahwa "mereka telah menerima banyak kesaksian tentang penggunaan robot peledak yang diledakkan dari jarak jauh oleh tentara Israel, yang menyebabkan kerusakan luas pada rumah-rumah dan bangunan di sekitarnya serta hilangnya banyak nyawa, sementara operasi ambulans dan tim pertahanan sipil hampir terhenti total, kecuali di sebagian kecil wilayah permukiman."

Penggunaan robot peledak oleh Israel “dilarang berdasarkan hukum internasional, karena dianggap sebagai senjata sembarangan yang tidak dapat diarahkan atau dibatasi pada target militer saja,” kata Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania.

Menurut LSM itu, tentara Israel mulai menggunakan robot ini untuk pertama kalinya di Gaza pada bulan Mei selama serangan keduanya ke kamp pengungsi Jabalia.

Lembaga tersebut mengonfirmasi bahwa tentara "telah memperluas operasi penghancuran dan pembongkaran bangunan tempat tinggal di wilayah serangannya di Gaza utara, dengan menggunakan tiga metode: pemboman udara, robot peledak, dan penanaman bahan peledak di rumah-rumah untuk dihancurkan."

"Mereka yang selamat dari pembunuhan dan pemboman langsung tetap berisiko meninggal karena kelaparan atau kehausan, karena pasukan Israel mencegah bantuan apa pun memasuki Gaza utara, sementara juga menghancurkan dan membakar toko roti di sana, selain meratakan sumur air yang tersisa."

Tentara Israel melancarkan operasi militer di Gaza utara pada 6 Oktober di tengah pengepungan ketat di daerah tersebut, mengklaim bahwa serangan itu bertujuan untuk mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di daerah tersebut.

Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 42.200 orang tewas sejak itu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 98.400 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın