Jerman: Kami khawatir dengan rencana aneksasi Israel
Menlu Jerman Maas mendatangi Yordania usai melakukan kunjungan ke Israel. Di sana dia mengadakan konferensi pers bersama sejawatnya dari Yordania
Amman
Laith Al-jnaidi, Gülşen Topçu
AMMAN
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan pihaknya khawatir dengan "aneksasi" Israel atas wilayah Tepi Barat yang diduduki dan dia juga mendesak agar Israel tidak mengambil keputusan sepihak.
Menlu Jerman Maas mendatangi Yordania usai melakukan kunjungan ke Israel. Di sana dia mengadakan konferensi pers bersama sejawatnya dari Yordania, Ayman Safadi.
"Saya menyimpulkan bahwa sulit untuk menyetujui solusi hari ini," kata Maas menekankan bahwa sudah waktunya untuk berdiplomasi, bukan saling mengancam.
Maas meminta kepada warga Palestina untuk menawarkan solusi mereka sendiri untuk memulai negosiasi dengan Israel. Dia menekankan bahwa mereka khawatir tentang rencana "aneksasi" Israel.
Dia menambahkan bahwa Uni Eropa (UE) mendukung solusi dua negara, mereka akan mengambil posisi menentang aneksasi dalam beberapa minggu mendatang dan mulai memainkan peran sebagai perantara untuk negosiasi dengan Uni Eropa dan Dewan Keamanan PBB.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Yordania Safadi memperingatkan terkait konsekuensi dari rencana aneksasi dan menyatakan hal seperti ini tidak akan dibiarkan begitu saja.
Rencana aneksasi Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa pemerintahnya berkeinginan mencaplok Lembah Yordania dan semua blok pemukiman di Tepi Barat pada awal bulan depan.
Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional, sehingga membuat semua pemukiman Yahudi di sana - serta aneksasi yang direncanakan - ilegal.
Otoritas Palestina mengancam akan menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika hal itu dilanjutkan dengan aneksasi, yang selanjutnya akan merusak solusi dua negara.
Aneksasi tersebut datang sebagai bagian dari rencana "Kesepakatan Abad Ini" usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang diumumkan pada 28 Januari.
Rencana ini merujuk pada Yerusalem sebagai "ibu kota Israel yang tidak terbagi" dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.
Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang terhubung melalui jembatan dan terowongan.
Otoritas Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS itu, Israel akan mencaplok 30-40 persen dari Tepi Barat, termasuk semua Yerusalem Timur.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.