GAZA, Palestina
Meski ada upaya internasional untuk membantu operasional rumah sakit di wilayah Gaza yang hancur akibat serangan Israel, namun kini semua rumah sakit di utara Jalur Gaza saat ini “tidak berfungsi”.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan tim medis menghadapi kesulitan saat mencoba bekerja di Rumah Sakit Al-Shifa, di bagian barat Kota Gaza – kompleks medis terbesar di Jalur Gaza.
“Meski menghadapi kesulitan, kami akan terus berupaya menjalankan setiap rumah sakit di Jalur Gaza,” tambah al-Qudra.
Jubir Kemenkes Palestina mengatakan bahwa Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, selatan Gaza, penuh dengan sekitar 1.000 orang yang terluka, di mana pasien dan orang yang terluka tergeletak di lantai rumah sakit.
Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza juga mengutip Maher Shamiyya, seorang pejabat kementerian, yang mengatakan bahwa RS Al-Shifa tidak memiliki listrik dan penuh dengan pengungsi.
Menurut otoritas Gaza dan organisasi kesehatan internasional, bantuan dan pasokan medis memasuki Gaza dalam jumlah yang sangat terbatas, sementara kekurangan bahan bakar, yang dilarang oleh Israel sejak 7 Oktober, masih menjadi hambatan utama dalam menjalankan rumah sakit.
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Palestina Hamas.
Setidaknya 16.248 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 43.616 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.
Korban tewas dalam serangan Hamas di Israel mencapai 1.200 orang, menurut laporan resmi.