Korea Selatan tuntaskan investigasi kecelakaan pesawat Jeju Air
Keluarga korban sepakat untuk mengakhiri penyelidikan setelah pihak berwenang mengungkapkan rincian tentang serangan burung yang terkait dengan kecelakaan itu

ISTANBUL
Otoritas Korea Selatan telah menyelesaikan operasi pencarian dan pemulihan serta penyelidikan atas jatuhnya pesawat Jeju Air pada 29 Desember yang menewaskan 179 orang.
Harian Korea JoongAng Daily pada Minggu melaporkan bahwa keluarga korban sepakat untuk mengakhiri penyelidikan setelah pihak berwenang mengungkapkan rincian tentang serangan burung yang terkait dengan kecelakaan itu.
Para pejabat mengatakan bulu dan noda darah dari burung teal Baikal, burung migrasi, ditemukan di kedua mesin pesawat.
"Kami sedang melakukan sinkronisasi dan menganalisis kotak hitam serta rekaman komunikasi kontrol berdasarkan zona waktu untuk memeriksa kondisi pengoperasian pesawat, pengaruh eksternal, dan segala kelainan pada pesawat atau mesin," kata seorang pejabat, sambil menambahkan bahwa diperlukan analisis lebih rinci.
Asosiasi yang mewakili keluarga korban pada Minggu mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan pencarian potongan tubuh atau sisa-sisa jenazah. Pengumuman ini menyusul pertemuan kedua yang diadakan di Bandara Internasional Muan, yang akan tetap ditutup hingga 18 April.
Sisa-sisa jenazah dan harta benda korban kecelakaan yang tidak teridentifikasi telah diserahkan ke Layanan Forensik Nasional untuk diidentifikasi.
Kecelakaan paling mematikan sejak 1997
Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang membawa 181 penumpang, termasuk enam awak, jatuh saat mendarat di Muan, 288 kilometer arah barat daya Seoul.
Kecelakaan yang dilaporkan terjadi pada pukul 09.07 waktu setempat (0007GMT) itu menewaskan 179 orang, dan hanya dua pramugari yang selamat.
Pesawat itu terbakar setelah mengalami masalah roda pendaratan, meluncur di tanah tanpa roda pendaratan sebelum menabrak dinding beton dan terbakar.
Peristiwa ini menandai kecelakaan penerbangan paling mematikan di Korea Selatan yang melibatkan maskapai domestik sejak pesawat Korean Air jatuh di Guam pada 1997, yang menewaskan 225 orang.
Laporan mengungkapkan bahwa ketiga roda pendaratan mengalami malfungsi. Pilot memberi tahu menara pengawas tentang tabrakan dengan burung sebelum kecelakaan. Seorang pejabat Kementerian Perhubungan kemudian mengonfirmasi hal ini.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengatakan rekaman pada perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit pesawat berhenti sekitar empat menit sebelum pesawat menabrak struktur penentu lokasi.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.