Dunia

Netanyahu ungkap serangan baru Israel terhadap Gaza 'hanya permulaan'

PM Israel mengancam akan meningkatkan serangan setelah operasi udara yang menewaskan lebih dari 400 korban

Zein Khalil  | 20.03.2025 - Update : 20.03.2025
Netanyahu ungkap serangan baru Israel terhadap Gaza 'hanya permulaan' Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

YERUSALEM

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel ke Jalur Gaza hanyalah “awal,” dan memperingatkan bahwa negosiasi di masa mendatang akan berlangsung “dalam tekanan.”

Tentara Israel tiba-tiba menggempur Gaza pada Selasa pagi, menewaskan sedikitnya 404 korban, melukai lebih dari 562 orang, dan melanggar perjanjian gencatan senjata yang berlaku efektif pada 19 Januari.

Gambar-gambar menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang rumahnya dibom pada malam hari.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi oleh lembaga penyiaran publik Israel, Netanyahu mengklaim, “Kami telah memperpanjang gencatan senjata selama berminggu-minggu meskipun kami belum menerima sandera sebagai balasannya.”

“Kami mengirim delegasi ke Doha dan menerima usulan utusan AS Steve Witkoff, tetapi Hamas menolak semua tawaran,” tambah dia.

Media Israel melaporkan Kamis lalu bahwa Witkoff telah menyampaikan proposal terbaru kepada kedua belah pihak, yang menawarkan pembebasan lima tawanan Israel untuk gencatan senjata selama 50 hari, pembebasan tahanan Palestina, akses bantuan kemanusiaan, dan pembicaraan mengenai fase kedua dari gencatan senjata tiga fase.

Hamas mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka menerima usulan mediator, setuju untuk membebaskan seorang tentara Israel-Amerika dan empat jenazah berkewarganegaraan ganda sebagai bagian dari dimulainya kembali negosiasi tahap kedua untuk gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan.

Netanyahu membalas, “Saya memperingatkan Hamas bahwa jika mereka tidak membebaskan tawanan kami, kami akan melanjutkan pertempuran -- dan itulah yang telah kami lakukan.”

Israel memperkirakan bahwa 59 warga Israel disandera di Gaza, dengan 24 orang masih hidup. Sebaliknya, lebih dari 9.500 warga Palestina masih dipenjara di penjara-penjara Israel, mengalami penyiksaan, perampasan hak asasi manusia, dan pengabaian medis, yang telah merenggut banyak nyawa, menurut laporan hak asasi manusia Palestina dan Israel.

"Ini baru permulaan. Mulai sekarang, kami akan bertindak melawan Hamas dengan intensitas yang semakin meningkat, bernegosiasi hanya di bawah tembakan, dan kami akan terus berjuang untuk mencapai semua tujuan perang," kata Netanyahu.

Tahap pertama gencatan senjata berakhir pada tanggal 1 Maret, dan Netanyahu menolak memasuki tahap kedua, yang mengharuskan diakhirinya perang dan penarikan penuh pasukan dari Gaza -- persyaratan yang ditegaskan Hamas.

Sementara Tel Aviv menyebut tawanan dan ancaman yang dirasakan dari Gaza sebagai tujuan, analis Israel menghubungkan genosida yang baru terjadi itu dengan dorongan Netanyahu untuk meloloskan anggaran dan mencegah keruntuhan pemerintahannya pada akhir Maret.

Dengan melanjutkan pembantaian, Netanyahu memastikan kembalinya Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir ke pemerintahan koalisi, memastikan dukungan partai Kekuatan Yahudi sayap kanannya untuk anggaran tahun 2025.

Lebih dari 48.500 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 terluka dalam kampanye militer brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın