Politik, Dunia

Pakistan sebut India 'ancaman bagi perdamaian regional'

Teguran Perdana Menteri Imran Khan muncul setelah sengketa lahan India dengan China dan Nepal

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 27.05.2020 - Update : 27.05.2020
Pakistan sebut India 'ancaman bagi perdamaian regional' Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. (Foto file - Anadolu Agency)

Karaçi

Aamir Latif

KARACHI, Pakistan

Pakistan menuding India menjadi ancaman bagi perdamaian regional dengan terlibat dalam serangkaian perselisihan dengan negara-negara tetangga.

"Pemerintah Modrem Supremasi Hindutava dengan kebijakan arogan dan ekspansionisnya yang mirip dengan Lebensraum (Ruang Angkasa) Nazi menjadi ancaman bagi tetangga India. Bangladesh melalui Undang-Undang Kewarganegaraan, sengketa perbatasan dengan Nepal dan China, serta Pakistan terancam dengan operasi bendera palsu," kata Perdana Menteri Imran Khan dalam serangkaian cuitan di Twitter, Rabu.

Tegurannya muncul setelah perselisihan baru dalam sengketa lahan antara New Delhi dengan Beijing dan Kathmandu serta Undang-Undang Kewarganegaraan kontroversial yang menawarkan hak kewarganegaraan hanya untuk komunitas Hindu, Budha, Kristen, Parsi dan Jain yang bermigrasi dari Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan, tetapi mengecualikan Muslim.

"Semua ini setelah aneksasi ilegal IOJK [Jammu dan Kashmir yang diduduki India], kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa ke-4, dan mengajukan klaim kepada AJK [Azad Jammu dan Kashmir]. Saya selalu mengatakan bahwa pemerintahan fasis Modi bukan hanya ancaman kepada minoritas India dengan menurunkan mereka ke status warga negara kelas dua, tetapi juga ancaman bagi perdamaian regional," tambah Khan.

Sementara itu, Shah Mehmood Qureshi, menteri luar negeri Pakistan, mengatakan bahwa konflik perbatasan Sino-India terbaru dipicu oleh konstruksi ilegal India di Ladakh, wilayah yang disengketakan.

Menurut laporan Radio Pakistan, Qureshi mengatakan bahwa walaupun China ingin menyelesaikan masalah-masalahnya melalui dialog, negara itu tetap tidak bisa mengakui konstruksi ilegal India.

Hubungan antara kedua negara saingan nuklir di Asia Selatan semakin memanas setelah India mencabut ketentuan khusus negara bagian Jammu dan Kashmir Agustus tahun lalu.

Jammu dan Kashmir dikuasai oleh India dan Pakistan sebagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh.

Sejak berpisah pada 1947, India dan Pakistan telah berperang sebanyak tiga kali - pada 1948, 1965 dan 1971 - dua di antaranya memperebutkan Kashmir.

Sejumlah kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir berperang melawan pasukan India untuk memperjuangkan kemerdekaan, atau untuk bersatu dengan negara tetangga Pakistan.

Menurut sejumlah organisasi hak asasi manusia, ribuan orang tewas akibat konflik di wilayah itu sejak 1989.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.