PBB desak pemimpin dunia teken perjanjian pendanaan iklim pada COP29
Pejabat PBB mengatakan krisis ini berdampak pada semua orang dan menyerukan negara-negara untuk menetapkan tujuan pendanaan iklim yang ambisius selama KTT COP29
ISTANBUL
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin mendesak kepada para pemimpin dunia untuk memprioritaskan aksi terhadap iklim dan reformasi keuangan yang mendesak, sambil menekankan kerugian ekonomi jika tidak bertindak.
"Tujuan pendanaan iklim yang ambisius bukanlah amal—melainkan kepentingan pribadi setiap negara," kata Simon Stiell, sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), dalam sambutan pembukaannya di COP29 di Baku.
Konferensi Para Pihak ke-29 (COP29) UNFCCC dimulai di Baku pada hari Senin, dengan mempertemukan para pemimpin dunia, pembuat kebijakan, dan aktivis untuk menunjukkan komitmen baru dalam mengatasi krisis iklim yang semakin meningkat.
Berlangsung hingga 22 November, acara tersebut akan membahas seputar pemanasan global, adaptasi iklim, dan keberlanjutan.
"Tujuan pendanaan iklim baru yang ambisius sepenuhnya ditujukan untuk kepentingan pribadi setiap negara, termasuk negara terbesar dan terkaya," ujar dia, sambil menganjurkan peralihan ke energi bersih, dengan proyeksi investasi mencapai USD2 triliun pada 2024.
"Krisis ini memengaruhi setiap individu di dunia, dengan satu atau lain cara," katanya, sambil menyerukan negara-negara untuk "menyetujui jalan keluar dari kekacauan ini."
Stiell menyerukan penyelesaian Pasal 6 untuk memungkinkan pasar karbon internasional dan memperingatkan bahwa jika suhu global meningkat tanpa terkendali, "seluruh ekonomi global akan terpuruk."
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.