Dunia, Nasional

Pemerintah hentikan aktivitas PLTP Sorik Marapi setelah kebocoran gas

Lima orang meninggal dunia dan 24 lainnya dirawat di rumah sakit setelah diduga terpapar gas beracun di PLTP Sorik Marapi

Muhammad Nazarudin Latief, Nicky Aulia Widadio  | 26.01.2021 - Update : 27.01.2021
Pemerintah hentikan aktivitas PLTP Sorik Marapi setelah kebocoran gas Ilustrasi proyek PLTP (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Pemerintah memulai investigasi kebocoran gas H2S di proyek pembangunan power plant Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) yang dikerjakan PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP), di Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Direktur Panas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ida Nuryatin Finahari mengatakan telah menghentikan sementara seluruh kegiatan/aktivitas PT SMGP di lapangan.

Penghentian ini termasuk operasi PLTP Unit I (45 MW), kegiatan pengeboran dengan dua unit rig, dan seluruh aktivitas pengembangan PLTP Unit II.

“Kejadian tersebut dalam proses investigasi oleh Inspektur Panas Bumi yang dijadwalkan berangkat menuju lokasi hari ini,” ujar Ida dalam keterangan pers.

Laporan yang diterima pemerintah, pada Senin (25/1) terjadi paparan diduga gas H2S terhadap warga ketika berlangsung kegiatan buka sumur (well discharge) SM T02 pada proyek panas bumi PLTP Sorik Marapi Unit II.

Menurut Ida, buka sumur merupakan salah satu tahapan dalam pengoperasian PLTP dan dilaksanakan dengan prosedur ketat.

Menurut laporan tersebut, sebelum memulai buka sumur, PT SMGP melakukan seluruh rangkaian prosedur keamanan antara lain sosialisasi kepada semua pekerja dan masyarakat, evakuasi seluruh pekerja dari wellpad, penetapan batas perimeter aman, melengkapi tim well test dengan SCBA dan gas detector, dan final sweeping.

Sekitar pukul 12.00 WIB, buka sumur dilakukan dengan mengalirkan steam ke silencer untuk dibersihkan sebelum dialirkan ke PLTP.

Namun sekitar pukul 12.30 WIB dilaporkan ada masyarakat yang pingsan.

Pada saat itu, warga sedang berada di sawah yang berjarak sekitar 300 m - 500 m dari lokasi sumur panas bumi.

“Pada saat kejadian, seluruh alat gas detector yang ditempatkan tidak mendeteksi adanya gas H2S. SMGP memutuskan segera menutup kembali sumur,” ujar dia.

Menurut Ida, penanganan saat ini difokuskan untuk memberikan pertolongan kepada warga masyarakat terdampak.

Kabid Humas Polda Sumatra Utara Kombes Hadi Wahyudi mengatakan akibat kejadian tersebut lima orang meninggal dunia dan 24 orang korban masih dirawat di rumah sakit.

Tim dari Polda Sumut masih bekerja mengumpulkan bukti-bukti di lapangan, memeriksa saksi-saksi dan melakukan olah TKP.

“Para korban diduga terpapar gas beracun," ujar dia.



Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.