Pemimpin Alawite lihat harapan bagi Suriah yang baru
Sheikh Hatem menyatakan optimismenya tentang keadilan dan reformasi setelah bertahun-tahun penindasan di bawah rezim Assad

LATAKIA, Suriah
Seorang pemimpin terkemuka di komunitas Alawite Suriah menggambarkan rezim yang digulingkan sebagai sistem penindas dan menyatakan: “Saya katakan kepada semua sekte di Suriah: Kalian adalah saudaraku dan kekasihku, dan saya ingin menjadi seperti itu di mata kalian. Mari kita bergandengan tangan dan bekerja sama untuk kebaikan tanah air kita.”
Dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu, Sheikh Hatem berbagi pemikirannya tentang perkembangan terkini di Suriah dan harapannya untuk masa depan.
“Perang di Suriah telah berakhir. Hal ini membuat saya dan orang-orang di sekitar saya sangat bahagia. Tidak ada lagi kantor berita dan saluran yang melaporkan perang antara kedua belah pihak. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa sebuah proses baru telah dimulai. Dalam proses ini, setiap orang harus bersikap konstruktif di bidangnya masing-masing. Hidup hanya akan bertahan jika kita saling melengkapi.”
Hatem mengatakan tantangan sistemik telah ada bahkan sebelum pemerintahan baru berkuasa. "Hal pertama yang kami lakukan adalah mendukung proses baru ini," katanya. "Dukungan ini tidak acak. Kami menyadari bahwa kami sedang bertransisi dari rezim yang benar-benar menindas kami ke sistem yang dapat mewujudkan keadilan."
Ia menekankan bahwa persatuan masyarakat sangat penting dalam mengatasi penindasan, keterbelakangan, dan kesulitan, seraya menambahkan: "Kita melihat diri kita sebagai bagian penting dari masyarakat, bukan sekadar minoritas."
Hatem menggarisbawahi perlunya membina dialog di antara semua sektor masyarakat, dengan menyatakan: "Rezim sebelumnya menolak kesempatan ini dan sebaliknya hanya mengandalkan retorika politik."
"Mari bergandengan tangan dan bekerja sama untuk kebaikan tanah air kita"
Mengenai pertemuan di berbagai provinsi Suriah, di mana beberapa kelompok menggunakan slogan-slogan sektarian, Hatem berkata: “Apa yang kami saksikan di Latakia dan wilayah lain memerlukan analisis yang cermat. Beberapa dari pengunjuk rasa ini bertindak atas dasar kepentingan pribadi dan bukan demi kepentingan negara. Pemuda kami, yang terprovokasi setelah serangan terhadap makam Muslim Alawi di Aleppo, tidak melakukan kejahatan tetapi membuat kesalahan dalam beberapa pernyataan mereka.
“Kami mengutuk tindakan dan perkataan seperti itu. Meskipun pemerintahan baru tidak memiliki staf seperti Musa, mereka telah menangani prioritas tertentu, yang, pada akhir proses ini, diharapkan akan memenuhi harapan rakyat. Dari sini, saya melihat masa depan di mana optimisme dan keamanan akan menang.”
Mengungkapkan harapan untuk era baru, Hatem mendesak persatuan di antara semua komunitas Suriah: “Saya katakan kepada semua sekte, 'Kalian adalah saudara-saudaraku dan orang-orang terkasih, dan saya ingin menjadi sama di mata kalian.' Mari kita bergandengan tangan dan bekerja sama untuk kebaikan tanah air kita. Negara ini milik kita semua; ini bukan milik pribadi siapa pun tetapi warisan bersama yang diwariskan dari para leluhur kita untuk dilestarikan bagi generasi mendatang.”
Menegaskan pentingnya harapan dalam Islam, Hatem mengatakan "tidak ada ruang untuk putus asa dalam Islam," sambil mengungkapkan keyakinannya terhadap pemerintahan baru dan masa depan Suriah.
“Berdasarkan pertemuan kami dengan para pemimpin pemerintahan di Latakia dan pernyataan Bapak Ahmed Sharaa, pemimpin pemerintahan baru, saya yakin kita sekarang memiliki pemerintahan yang rasional dan bertujuan. Pemerintahan ini memahami pentingnya membangun kembali negara ini oleh putra-putrinya sendiri, bukan oleh tangan asing. Mereka memiliki proyek-proyek yang bertujuan untuk menumbuhkan perdamaian dan kepercayaan. Saya sangat optimis dengan jalan ke depan.”