Politik, Dunia

Penangkapan CEO Telegram di Prancis ancam kebebasan berbicara secara global

Dunia digital mulai khawatir akan keamanan para pemimpin perusahaan teknologi dan masa depan kebebasan berbicara di Eropa pasca penahanan CEO Telegram Pavel Durov

Gizem Nisa Cebi  | 27.08.2024 - Update : 04.09.2024
Penangkapan CEO Telegram di Prancis ancam kebebasan berbicara secara global

ISTANBUL

Menyusul kasus mengejutkan yang mengguncang industri teknologi global, Eropa ternyata menjadi tempat berbahaya bagi para pemimpin perusahaan teknologi setelah penangkapan CEO Telegram Pavel Durov di Prancis, kata tokoh teknologi terkemuka.

Penangkapan tersebut, yang telah memicu kemarahan dan kekhawatiran atas masa depan kebebasan berbicara, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia digital dan menimbulkan pertanyaan serius tentang keselamatan dan kebebasan para CEO teknologi yang beroperasi di Eropa.

Setelah penangkapan Durov, CEO Rumble Chris Pavlovski pada Minggu di X mengumumkan bahwa dirinya telah "dengan selamat meninggalkan" Eropa, dengan alasan kekhawatiran atas ancaman serupa terhadap platformnya.

Pavlovski juga berjanji untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi, dengan mengatakan: "Rumble tidak akan menoleransi perilaku ini dan akan menggunakan segala cara hukum yang tersedia untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi, hak asasi manusia universal.”

"Prancis telah mengancam Rumble, dan sekarang mereka telah melewati batas merah dengan menangkap CEO Telegram Pavel Durov yang dilaporkan tidak menyensor berbagai ucapan," tambah dia.

Selain itu, Edward Snowden, mantan perwira intelijen AS dan whistleblower, menyampaikan kekecewaannya melalui X, dengan mengatakan, "Penangkapan Pavel Durov merupakan serangan terhadap hak asasi manusia dasar untuk berbicara dan berasosiasi.”

“Saya terkejut dan sangat sedih (Presiden Prancis) Macron telah turun terlibat dalam penyanderaan sebagai sarana untuk mendapatkan akses ke komunikasi pribadi. Hal ini tidak hanya merendahkan Prancis, tetapi juga dunia," ucap dia.

Selain itu, sebuah unggahan dari akun End Wokeness di X pada Minggu memposting rincian tren yang berkembang dalam penyensoran global, "Inggris menangkap warga negara secara massal karena meme. Prancis menangkap pendiri Telegram. Irlandia mencoba melarang 'meme yang kejam.' Brasil memaksa X untuk meninggalkan negara tersebut. Australia mencoba menyensor unggahan X. Uni Eropa mencoba memeras Elon Musk. DOJ (Departemen Kehakiman AS) memenjarakan seseorang karena meme. (Presiden Venezuela) Maduro memblokir semua akses ke X."

Elon Musk, pemilik X, menanggapi postingan ini pada Minggu dengan peringatan: "Masa yang berbahaya."

Musk, yang telah menjadi pendukung vokal kebebasan berbicara, juga mendukung Durov, dengan membagikan tagar #FreePavel pada akhir pekan kemarin dan menekankan urgensi melindungi kebebasan berekspresi di lingkungan yang semakin ketat.

Macron bela penangkapan Durov sebagai 'masalah hukum'

Menanggapi kritik yang meningkat, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin membahas masalah tersebut secara langsung di X, dengan menegaskan bahwa: "Prancis sangat berkomitmen pada kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, pada inovasi, dan pada semangat kewirausahaan."

Macron menekankan bahwa penangkapan Durov "sama sekali bukan keputusan politik" tetapi merupakan bagian dari "penyelidikan peradilan yang sedang berlangsung" yang dilakukan oleh badan peradilan independen.

Meski Macron memberi jaminan, efek berantai dari penangkapan Durov telah meluas ke luar industri teknologi, karena tokoh politik mempertimbangkan implikasinya terhadap kebebasan berbicara global.

Kebebasan berbicara dan lanskap otoriter

Penangkapan Durov terjadi di Bandara Le Bourget dekat Paris pada 25 Agustus, saat Durov, yang memegang kewarganegaraan ganda Prancis dan UEA, tiba dari Azerbaijan.

Otoritas Prancis menahan Durov atas tuduhan bahwa dia gagal memoderasi konten secara memadai di Telegram, aplikasi perpesanan dengan lebih dari 900 juta pengguna.

Tuduhan terhadapnya sangat berat, termasuk dukungan terorisme, perdagangan narkotika, penipuan, pencucian uang, dan menerima barang curian, yang semuanya dapat mengakibatkan hukuman penjara 20 tahun.

Penangkapan Pavel Durov telah menjadi titik api dalam pertempuran yang sedang berlangsung atas kebebasan berbicara, yang menciptakan preseden yang meresahkan bagi masa depan komunikasi terbuka di lanskap yang semakin otoriter.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın