Dunia

Penerapan hukum soal kekejaman pada hewan di Yunani kian parah

Yunani mengusulkan pelunakan hukuman untuk penyalahgunaan hewan, berbeda dengan citra pariwisata Yunani yang ramah hewan

Magda Panoutsopoulou  | 01.07.2018 - Update : 02.07.2018
Penerapan hukum soal kekejaman pada hewan di Yunani kian parah Dua anak kucing terlihat antara daun yang berserakan di tanah di daerah Plomari Lesbos di Yunani pada 22 November 2017. ( Ayhan Mehmet - Anadolu Agency )

Athena

Magda Panoutsopoulou

ATHENA

Pada Maret tahun ini komunitas pemerhati kesejahteraan hewan di Yunani, Karditsa, menemukan pemandangan yang mengerikan ketika menemukan seekor kucing terperangkap dalam sangkar dan dibunuh dengan tombak.

Pelaku, seorang pria berusia 60 tahun, mengklaim bahwa kucing itu memakan burung-burungnya dan tidak menyadari adanya undang-undang kekejaman terhadap hewan. 

Seminggu sebelumnya, muncul berita bahwa dua tentara telah menyiksa seekor anjing dengan melemparkannya dari tebing, sambil tertawa dan merekam insiden itu. Anjing itu hingga kini tidak pernah ditemukan.

Dua kejadian itu merupakan dua insiden dari kenyataan brutal tentang penyiksaan hewan di Yunani dan menjadi bagian yang harus dihadapi oleh masyarakat ataupun relawan pecinta hewan.

Perlakuan tak menyenangkan terhadap hewan, menurut kelompok tersebut, tak sampai di situ. Tidak jarang juga masyarakat menemukan anak-anak anjing yang baru lahir atau anak-anak kucing yang dibuang ke dalam sampah hidup-hidup atau tenggelam, terutama di pedesaan.

Terlepas dari insiden tersebut, Departemen Pertanian Yunani pada musim semi ini justru memperkenalkan RUU yang bertentangan dengan perlindungan hewan.

Mereka mengusulkan untuk menghukum orang-orang yang peduli terhadap kucing atau anjing liar, mendenda dokter hewan karena membantu hewan yang tidak memiliki microchip pengenal, serta menjatuhkan denda kepada pemilik hewan peliharaan dengan biaya dan pajak baru.

Paling serius, departemen tersebut mengusulkan hukuman yang lebih ringan untuk pelaku pelanggaran pelecehan hewan.

RUU itu menimbulkan kegemparan di kalangan aktivis dan kelompok hewan, yang menuntut agar rancangan itu ditarik. Menteri yang bertanggung jawab terkait hal itu berjanji untuk menyampaikan kembali RUU tersebut di kemudian hari.

Turki meramu hukuman yang lebih ketat

Ketika upaya-upaya perlindungan hewan di Yunani semakin sulit dengan diringankannya hukuman bagi para penganiaya hewan, Turki sebagai negara tetangganya justru sebaliknya. Negara ini mengincar pembuatan undang-undang yang dapat melawan penyiksaan hewan.

Bulan lalu, pada malam pemilihan nasional, terjadi insiden kekejaman hewan yang memicu kemarahan. Seekor anak anjing ditemukan hampir mati, dengan kondisi empat kakinya dipotong, di Sapanca, provinsi barat Sakarya.

Secara terpisah, tersiar juga kabar mengenai adanya kuda penarik gerbong yang diperas tenaganya namun tidak diberikan perawatan yang layak di Kepulauan Princes, dekat Istanbul. 

Pada 16 Juni, Presiden Recep Tayyip Erdoğan berjanji untuk memperkuat hukum perlindungan hewan Turki. 

“Melindungi hewan merupakan bagian dari keyakinan kami, kemanusiaan kami,” ujar Erdogan di Twitter.

Dia mengatakan undang-undang baru tentang hak-hak binatang akan “diprioritaskan” setelah pemilihan.

“Sementara di Yunani, fenomena penyiksaan hewan sangat umum. Ada hukum yang menentang pelecehan dan hukuman penjara serta denda, tetapi jarang mereka terapkan,” kata Teresa Exarchou, Kepala Komite Kesejahteraan Hewan Kotamadya Kifisia, sebuah daerah di pinggir Athena utara.

Dia menambahkan, meskipun publisitas seputar beberapa insiden kekekrasan hewan baru-baru ini membuat prosedur penangkapan diperketat, polisi masih belum melakukan bagian mereka secara serius dengan memberikan perhatian yang dibutuhkan.

“Yunani adalah negara yang hanya dalam beberapa tahun terakhir kesejahteraan hewan mulai tumbuh dalam kesadaran publik. Meskipun ada sejumlah kelompok kesejahteraan hewan dan sukarelawan, tetapi semuanya dimulai dengan pendidikan yang benar di sekolah dan di rumah, ” jelas dia.

Jumlah kasus meningkat

Menurut data resmi polisi, di Yunani ada 1.900 penganiayaan penyiksaan hewan pada Januari-September 2017 - angka terbaru yang tersedia - dibandingkan dengan 1.307 untuk seluruh tahun 2015 dan hanya 809 pada tahun 2004. 

Dari 1.900 pengaduan tersebut, 938 mengarah ke investigasi kriminal dan 157 tersangka ditangkap.

Tidak jelas apakah angka-angka ini mewakili peningkatan dalam kasus-kasus aktual atau apakah lebih banyak kasus yang ada terungkap.

"Masalahnya masih berakar, dan itu akan memakan waktu dan banyak penderitaan bagi hewan dan mereka yang membela hak mereka untuk mengubah situasi," ujar Themis Dimitrakopoulos, anggota Partai Syriza yang berkuasa di Yunani yang berurusan dengan hak-hak hewan, kepada Anadolu Agency .

“Perundang-undangan terkait hewan dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu dan di bawah tekanan gerakan kesejahteraan hewan, tetapi masyarakat masih tetap menertawakan dengan ide-ide kuno tentang hewan,” imbuh dia.

Menurut seorang guru ekspatriat dan relawan hewan asal Inggris Kirsty Kinloch, Yunani memiliki sejarah mengabaikan kasus yang menyangkut kekejaman terhadap hewan. 

Kinloch dikenal karena kucing-kucingnya yang berkeliaran bebas di jalanan. Kucing ini digunakan untuk mempromosikan pariwisata melalui kaos dan kalender. 

Namun kucing-kucing tersebut kemudian diracuni dan dibunuh oleh penduduk.

"Ini adalah realisasi yang menyedihkan bahwa Yunani, negara yang beradab dan bersahabat, juga merupakan rumah bagi beberapa insiden terburuk kekejaman terhadap hewan,” tegas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.