Politik, Dunia

Presiden Abbas: PBB gagal dalam misinya untuk mendirikan negara Palestina

Presiden Palestina mengatakan rakyatnya tetap teguh dalam perjuangan mereka, menghadapi kesulitan dengan kesabaran dan bergantung pada dukungan kemanusiaan internasional

Elena Teslava  | 14.08.2024 - Update : 16.08.2024
Presiden Abbas: PBB gagal dalam misinya untuk mendirikan negara Palestina Presiden Palestina Mahmoud Abbas tiba di Bandara menjelang kunjungan resminya ke Moskow, Rusia pada 12 Agustus 2024.

MOSKOW 

Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa mengkritik PBB karena gagal membantu mendirikan negara Palestina, dan menyalahkan kegagalan ini atas tekanan dari Amerika Serikat (AS). 

"PBB telah gagal dalam misinya untuk memberikan solusi tunggal atau mengadopsi resolusi yang akan memastikan terwujudnya hak rakyat Palestina untuk bernegara," kata Presiden Abbas saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.

"Akibat tekanan AS, PBB tidak mampu memenuhi misinya untuk memberikan solusi atau mengadopsi resolusi yang akan mengamankan hak-hak rakyat Palestina," kata dia di Rusia menjelang kunjungannya ke Turkiye.

Abbas akan berpidato di hadapan anggota parlemen Turkiye pada Kamis.

Dia juga akan menyampaikan apresiasinya atas kerja sama Rusia-Palestina yang telah berlangsung lama, dan mengatakan bahwa negaranya telah memperoleh manfaat dari dukungan Rusia selama beberapa dekade.

Abbas juga mengutip keputusan Mahkamah Internasional PBB bulan lalu yang menyatakan pendudukan Israel di tanah Palestina adalah "ilegal" dan menyerukan Israel untuk menghentikan tindakan yang melanggar hukum internasional.

Turut mengecam krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, dia mengatakan, "Lebih dari 40.000 orang tewas sejak Oktober, sekitar 80.000 orang terluka, dan lebih dari 15.000 orang hilang. Ini adalah realitas di Gaza, bersama dengan situasi di Yerusalem dan Tepi Barat."

Rakyat Palestina tetap teguh dalam perjuangan mereka, imbuh dia, menanggung kesulitan dengan kesabaran dan mengandalkan dukungan kemanusiaan.  

Palestina jadi 'fokus' perhatian Rusia

Putin mengakui tantangan yang dihadapi Rusia, dengan mengatakan: "Rusia saat ini harus membela kepentingan dan rakyatnya dengan senjata di tangan. Namun apa yang terjadi di Timur Tengah, khususnya di Palestina, tetap menjadi fokus perhatian kita."

"Kami menyaksikan dengan rasa sakit dan cemas bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina," tambah dia.

Putin mengatakan Rusia telah memberikan sekitar 700 metrik ton bantuan kemanusiaan kepada Palestina dan terus menggunakan setiap kesempatan untuk mendukung rakyat Palestina.

"Kekhawatiran utama kami adalah korban sipil, karena menurut data terakhir, jumlah korban tewas telah mencapai 40.000, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak," ungkap Putin.

Presiden Putin menegaskan kembali komitmen Rusia terhadap resolusi damai, dengan mengatakan akar krisis Israel-Palestina terletak pada kegagalan melaksanakan keputusan untuk membentuk negara Palestina yang merdeka.

"Kami percaya bahwa perdamaian yang langgeng dan stabil di kawasan ini memerlukan implementasi penuh semua resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya untuk pembentukan negara Palestina yang berdaulat," tukas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.