Politik, Dunia

Presiden China desak BRICS jadi kekuatan stabilisasi perdamaian dunia

Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato pada hari terakhir KTT BRICS di kota Kazan, barat daya Rusia

Riyaz ul Khaliq  | 25.10.2024 - Update : 28.10.2024
Presiden China desak BRICS jadi kekuatan stabilisasi perdamaian dunia

ISTANBUL

Menekankan "tidak boleh ada lagi penderitaan dan kehancuran di Palestina dan Lebanon," Presiden China Xi Jinping pada Kamis meminta negara-negara anggota BRICS untuk "menjunjung tinggi perdamaian dan berjuang untuk keamanan bersama."

"Kita harus maju bersama untuk membentuk kekuatan penstabil perdamaian dan mencari solusi untuk mengatasi gejala dan akar permasalahan," kata Xi kepada para peserta pertemuan puncak format blok BRICS di kota Kazan, Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga menegaskan kembali seruannya untuk mengakhiri perang antara Moskow dan Kyiv.

Rusia melancarkan "operasi khusus" terhadap Ukraina pada Februari 2022. Ratusan ribu orang tewas sementara jutaan orang mengungsi.

Sehari sebelumnya, Xi menyerukan de-eskalasi antara Rusia dan Ukraina karena perang telah berlangsung hampir tiga tahun.

"Kita perlu terus mendorong gencatan senjata di Gaza, meluncurkan kembali solusi dua negara, dan menghentikan penyebaran perang di Lebanon. Tidak boleh ada lagi penderitaan dan kehancuran di Palestina dan Lebanon," tegas Xi.

Mengacu pada isu perluasan blok ekonomi yang sedang berkembang, Xi memperluas dukungan China terhadap “keterlibatan yang lebih besar dari negara-negara Selatan dalam masalah BRICS.”

“Kebangkitan kolektif negara-negara berkembang adalah tanda yang jelas dari perubahan besar di dunia,” kata Xi.

"Ini merupakan peristiwa besar dalam sejarah dunia dan prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam proses peradaban manusia bahwa negara-negara di belahan bumi selatan bersama-sama bergerak menuju modernisasi," imbuh presiden China.

Dia menyampaikan pidatonya pada hari terakhir pertemuan puncak BRICS dengan acara puncaknya yaitu pertemuan dalam format BRICS Outreach/Plus.

Pertemuan ini mencakup negara-negara yang bukan anggota BRICS tetapi berminat untuk memperkuat hubungan mereka dengan blok ekonomi tersebut.

Panitia penyelenggara BRICS telah mengumumkan bahwa 36 negara akan menghadiri pertemuan tersebut, dengan 22 negara diwakili oleh kepala negara, termasuk Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

Para pemimpin dari Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin, serta perwakilan dari sejumlah organisasi internasional, turut hadir. Delegasi Rusia dipimpin oleh Presiden Putin.

Para pemimpin BRICS pada Rabu mengadopsi "Deklarasi KTT Kazan," yang merangkum hasil KTT dan masa jabatan Rusia sebagai ketua BRICS.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın