Türkİye, Dunia

Presiden Turki serukan boikot produk Prancis atas ujaran Islamofobia

Permusuhan terhadap Islam dan Muslim menjadi kebijakan yang diadopsi di beberapa negara Eropa dan didukung di tingkat tinggi, kata Erdogan

Muhammad Abdullah Azzam  | 27.10.2020 - Update : 27.10.2020
Presiden Turki serukan boikot produk Prancis atas ujaran Islamofobia Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

Mümin Altaş, Burak Bir

ANKARA

Presiden Turki pada Senin menyerukan boikot publik terhadap produk-produk Prancis di tengah ketegangan perselisihan antara Prancis dan Turki soal sikap Paris yang membiarkan dan mendorong berkembangnya Islamofobia di Prancis.

"Di sini saya menyerukan kepada masyarakat saya, jangan pernah memuji merek Prancis dan jangan membelinya," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin dalam upacara pembukaan “pekan menghormati hari kelahiran Nabi Muhammad” di ibu kota Ankara.

Presiden Turki mengungkapkan kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW di Prancis memicu keributan.

“Seperti yang dikatakan sejumlah orang di Prancis, ‘Jangan membeli barang bermerek Turki’, rakyat Turki juga harus menghindari barang bermerek Prancis,” ujar Erdogan.

Menyoroti peningkatan Islamofobia di Eropa, Erdogan mengatakan permusuhan terhadap Islam dan Muslim telah menjadi kebijakan negara di beberapa negara Eropa, di mana kebijakan itu mendapat dukungan di tingkat tinggi.

"Terutama di negara-negara Eropa, kami melihat permusuhan terhadap Islam dan Muslim menyebar di masyarakat seperti wabah. Hampir setiap hari tempat-tempat bisnis, rumah, tempat ibadah, dan sekolah milik Muslim diserang oleh kelompok rasis dan fasis," imbuh dia.

Dia mengatakan terorisme rasis menyebar di masyarakat melalui media dan politik, dan seringkali melalui "sikap acuh tak acuh" oleh aparat keamanan.

Parlemen Eropa tak boleh diam soal Islamofobia

Menyerukan kepada sesama pemimpin dunia, Erdogan mendesak para pemimpin untuk melindungi para Muslim di Prancis dari penganiayaan.

Erdogan mengatakan bahwa Parlemen Eropa telah keliru jika tetap diam dalam menghadapi Islamofobia yang merajalela di saat mereka terus berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan Turki.

"Politisi Eropa sekarang harus menghentikan kampanye kebencian yang dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron," kata Erdogan, menegaskan bahwa rasisme dan Islamofobia adalah masalah kesehatan mental.

Menyinggung serangan baru-baru ini terhadap Islam dan Muslim, Erdogan mengatakan bahwa ini masalah ini dimulai dengan dorongan dan dukungan dari Macron, yang "perlu mendapatkan pengobatan mental".

"Tidak ada keuntungannya untuk Anda dengan menganggap Muslim sebagai musuh," tegas Erdogan, berbicara sebagai presiden negara yang memiliki enam juta rakyat yang tinggal di Eropa.

Soal serangan seorang pria bersenjata teroris Islamofobia yang menewaskan 77 orang tidak bersalah di Norwegia pada 2011, Erdogan menyebut serangan ini sebagai "konsekuensi menyakitkan" dari kebijakan Eropa saat ini.

"Setiap orang harus belajar dari pembantaian Perang Dunia II. Terorisme rasis tidak membawa apa-apa ke Eropa kecuali darah, air mata, dan perselisihan internal," tambah dia.

Awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis" dan mengumumkan rencana membuat undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.

Beberapa negara Arab, serta Turki, Iran, dan Pakistan mengutuk sikap Macron terhadap Muslim dan Islam, dengan Erdogan mengatakan pada Minggu bahwa pemimpin Prancis membutuhkan "rehabilitasi mental."

Setelah pernyataan Erdogan itu, Prancis memanggil kembali duta besarnya di Turki.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.