Putin: Doktrin militer Rusia hanya izinkan penggunaan senjata nuklir untuk pertahanan
Presiden Rusia Putin mengatakan Rusia tidak pernah mengatakan akan menggunakan senjata nuklir di mana pun, termasuk di Ukraina
MOSKOW
Doktrin militer Rusia hanya menginstruksikan penggunaan senjata nuklir untuk pertahanan, kata Presiden Vladimir Putin pada Kamis.
Berbicara pada pertemuan Klub Diskusi Valdai di Moskow, Putin mengatakan senjata nuklir hanya dapat digunakan jika Rusia diserang, dan dia tidak pernah mengancam akan menggunakan senjata nuklir di mana pun, termasuk di Ukraina.
"Kami tidak pernah secara proaktif mengatakan apa pun tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia, hanya menanggapi pernyataan yang dibuat oleh para pemimpin negara-negara Barat," tegas Putin.
Ditanya tentang klaim mengenai kemungkinan serangan nuklir di Ukraina, Putin mengatakan: "Rusia tidak membutuhkan serangan nuklir di Ukraina, tidak ada kepentingan politik atau militer dalam hal ini."
Dia mengatakan ancaman penggunaan senjata nuklir ada selama senjata itu masih ada, mengutip serangan nuklir AS di kota-kota Jepang Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
"Tidak ada arti militer dalam hal itu, Jepang sudah dikalahkan," kata dia.
Putin berpendapat bahwa negara-negara Barat secara artifisial menggerakkan topik kemungkinan serangan nuklir untuk menghadirkan Rusia sebagai negara yang agresif dan berbahaya dan dengan alasan ini untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara yang belum bergabung memberikan sanksi kepada Rusia.
"Tujuan dari keributan hari ini soal penggunaan senjata nuklir sangat primitif. Dikte negara-negara Barat, upaya untuk menekan peserta dalam komunikasi internasional, berakhir sia-sia. Mereka mencari argumen untuk membuktikan bahwa mereka perlu berdiri tegak melawan Rusia bersama-sama," tutur presiden Rusia.
Sejalan dengan upaya ini, Putin mengatakan, "bom kotor" telah "dibuat" di Ukraina dari sisa bahan bakar nuklir untuk menuduh Rusia menggunakan senjata nuklir dan memicu kecaman global.
Presiden juga mengatakan dia secara pribadi menginstruksikan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu untuk menghubungi semua sejawatnya dari Barat dan memperingatkan mereka tentang rencana Ukraina dengan menggunakan "bom kotor."
Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu mengklaim bahwa Ukraina merencanakan aksi provokasi dengan penggunaan bom kotor untuk menuduh Rusia menggunakan senjata nuklir dan mendorong negara-negara Barat untuk melakukan pembalasan.
Dalam pernyataan bersama pada Minggu, Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Inggris menolak klaim Rusia tersebut.
Bom kotor atau alat penyebaran radiologi adalah jenis senjata radiologi spekulatif yang menggabungkan bahan radioaktif dengan bahan peledak konvensional.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.