Dunia

Ratusan warga Israel turun ke jalan desak setop perang dan pembebasan sandera

Warga berjalan dari Habima Square ke Begin Road, tempat Kementerian Pertahanan Israel berada

Zein Khalil  | 28.06.2024 - Update : 03.07.2024
Ratusan warga Israel turun ke jalan desak setop perang dan pembebasan sandera Ratusan warga Israel memprotes pemerintahan Netanyahu dan menuntut pertukaran tahanan.

YERUSALEM

Ratusan warga Israel berunjuk rasa di dekat Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, menuntut diakhirinya perang dan kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang ditawan di Jalur Gaza.

Para pengunjuk rasa, termasuk keluarga para sandera, pada Rabu malam melakukan aksi jalan dari Habima Square ke Jalan Begin, tempat kementerian tersebut berada, lapor harian Maariv Israel.

Mereka memblokir Jalan Begin ke arah selatan.

Para demonstran membawa spanduk bertuliskan slogan-slogan seperti "Hentikan perang," "Selesaikan kesepakatan sekarang," dan "Bawa kembali semua tawanan."

Dalam sebuah pernyataan, penyelenggara demonstrasi mengkritik pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena disibukkan dengan undang-undang seperti Undang-Undang Wajib Militer sementara ada 120 orang masih disandera di Jalur Gaza.

Mereka mengatakan pemerintah Israel "sibuk dengan segalanya kecuali tawanan."

Mengacu pada Netanyahu, mereka mengungkapkan, "Dalam menghadapi seseorang yang bersikeras melanjutkan perang dan membawa kembali sebagian tawanan, kami meminta: hentikan perang dan bawa semua orang pulang."

Pada Minggu malam, Netanyahu memicu badai politik dan kemarahan di antara keluarga para sandera ketika dia mengatakan kepada Channel 14 bahwa dia siap untuk melakukan kesepakatan “sebagian” untuk mengambil kembali beberapa sandera yang ditahan di Gaza.

Dia mencabut pernyataannya pada Senin dan mengatakan di hadapan Knesset atau parlemen Israel bahwa "kami tidak akan mengakhiri perang sampai kami membawa kembali semua sandera, kami berkomitmen pada usulan (gencatan senjata) Israel yang disambut baik oleh Presiden (AS) (Joe) Biden. Posisi kami tidak berubah."

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB soal gencatan senjata, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Lebih dari 37.700 warga Palestina terbunuh di Gaza, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, dan hampir 86.400 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari delapan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın