
OVIEDO, Spanyol
Pemerintah Spanyol pada Selasa menyetujui langkah untuk secara resmi mengakui negara Palestina.
“Ini adalah keputusan bersejarah yang memiliki satu tujuan – untuk berkontribusi dalam mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina,” kata Perdana Menteri Pedro Sanchez dalam pidatonya pada hari sebelumnya.
“Kami mengakui Palestina karena ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares saat mengumumkan keputusan pemerintah.
“Kita telah menyaksikan kekerasan, penderitaan dan kehancuran selama berpuluh-puluh tahun; pembicaraan tentang perdamaian selama berpuluh-puluh tahun. Sekaranglah saatnya untuk mewujudkannya,” tambah dia.
Sanchez mencatat bahwa Spanyol akan mengakui negara Palestina berdasarkan perbatasan pada tahun 1967, hanya mengakui perubahan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
“Meski Spanyol tidak berhak menentukan perbatasan negara lain, posisi kami sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB, … dan dengan posisi yang secara tradisional dipegang oleh Uni Eropa,” ujar dia.
Sanchez menjelaskan bahwa negara Palestina harus “bertahan” di mana Tepi Barat dan Gaza terhubung dengan koridor dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Negara Palestina Bersatu
Spanyol juga akan mengakui negara Palestina bersatu yang diperintah oleh Otoritas Palestina, yang oleh Sanchez disebut sebagai “mitra kami untuk perdamaian.”
Langkah untuk mengakui Palestina bukan berarti menentang Israel, namun “menunjukkan penolakan langsung kami terhadap Hamas – yang menentang solusi dua negara,” tegas perdana menteri.
Pada hari Selasa, Norwegia dan Irlandia juga mengakui negara Palestina. Pada hari Kamis, Slovenia akan melakukan hal yang sama, kata Albares.
Dengan pengakuan negara-negara tersebut terhadap Palestina, maka 147 negara akan secara resmi mengakui kenegaraan negara tersebut. Ada 193 negara anggota PBB.
“Dan saya yakin akan ada lebih banyak negara yang terus bergabung dengan kami,” kata Albares.
“Keputusan hari ini didasarkan pada hukum internasional dan penghormatan terhadap tatanan berbasis aturan – prinsip-prinsip yang memandu kita, apa pun konteksnya,” kata Sanchez.
Pemimpin Spanyol itu menambahkan bahwa mulai besok, fokusnya adalah mendorong solusi dua negara untuk membawa perdamaian abadi di wilayah tersebut.
Untuk mencapai solusi dua negara yang bertahan lama, Sanchez mengatakan prioritas utama adalah “mengakhiri krisis di Gaza,” yang mencakup mencapai gencatan senjata permanen, akses tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan pembebasan semua sandera Israel.
Spanyol juga akan menyalurkan energinya untuk mendukung reformasi Otoritas Palestina. “Ini memerlukan semua dukungan kami,” kata Sanchez.
Terakhir, dia mengatakan Spanyol akan “terus memupuk kerja sama dengan mitra yang berkomitmen terhadap perdamaian dan kemakmuran di kawasan” untuk menyelenggarakan konferensi perdamaian internasional yang akan “menerapkan” solusi dua negara.
“Dengan keputusan hari ini, kami memikul tanggung jawab kami dalam mengupayakan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan semua orang,” tambah perdana menteri.
Seruan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel
Namun, beberapa anggota pemerintah Spanyol mengatakan Madrid tidak bertindak cukup jauh dalam masalah ini.
Wakil Perdana Menteri Spanyol Yolanda Diaz, yang memimpin partai koalisi junior sayap kiri Sumar, memuji langkah untuk mengakui Palestina tetapi mengatakan Spanyol juga harus memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Berbicara kepada lembaga penyiaran publik RTVE, Diaz mengatakan pemerintah Israel “melakukan genosida,” “melanggar seluruh hukum internasional dan hak asasi manusia,” dan dia menambahkan “sesuatu harus dilakukan” untuk menghentikan mereka.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.