Dunia

Tahanan Palestina yang bebas ceritakan penderitaan berat di dalam penjara Israel

'Penjara Negev seperti Guantanamo. Saya melihat tahanan dibunuh dan diinjak-injak dengan sepatu bot," kata Moazzaz Abayat kepada Anadolu

Enes Canlı  | 10.07.2024 - Update : 19.07.2024
Tahanan Palestina yang bebas ceritakan penderitaan berat di dalam penjara Israel Credit: Issam Rimawi - Anadolu Agency

BETHLEHEM, Palestina

Berbaring di ranjang rumah sakit di Beit Jala di Tepi Barat selatan, Moazzaz Khalil Abayat tidak percaya dia dibebaskan dari penjara Negev di Israel selatan.

Abayat, 37, dari kota Betlehem di Tepi Barat, dibebaskan dalam kondisi kesehatan yang “mengejutkan” pada hari Selasa setelah ditahan selama sembilan bulan tanpa dakwaan berdasarkan kebijakan penahanan administratif Israel yang terkenal kejam.

“Penjara Negev seperti Guantanamo. Saya melihat tahanan dibunuh dan diinjak-injak dengan sepatu bot,” kata Abayat kepada Anadolu.

"Setiap malam, kami dipukuli habis-habisan. Hanya tadi malam, saya tidak dipukul," katanya.

Meski dikelilingi keluarga dan teman di rumah sakit, Abayat tetap bingung, ia yakin bahwa dirinya masih dalam tahanan.

"Setelah ditangkap, saya diinterogasi militer dan dituduh sebagai pembunuh. Saya tidak pernah membunuh siapa pun," kenangnya.

“Saya menderita patah tulang di kepala dan tangan, saya dipukul di bagian sensitif dan terluka. Saya dimasukkan ke dalam kantong hitam seolah-olah saya sudah mati.”

Abayat mengatakan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir berpartisipasi dalam penyiksaan di penjara militer Ofer, sebelah barat Ramallah.

"Tahanan meninggal di penjara. Ini adalah seruan bagi semua orang untuk mengambil tindakan guna menyelamatkan mereka," katanya.

Bicara Abayat kadang-kadang tidak koheren, menunjukkan ia masih mengalami tekanan psikologis yang berat seolah-olah ia masih dipenjara.

Keluarga terkejut

Ayah Abayat, Khalil, terkejut dengan kondisi kesehatan putranya.

"Keluarga sangat terkejut. Moazzaz tampak seperti orang yang sama sekali berbeda," katanya kepada Anadolu.

“Anak saya adalah seorang binaragawan, bekerja di toko daging, mudah bergaul, dan menjadi tulang punggung keluarga bagi lima orang anak. Kini, ia hampir kehilangan ingatannya, hampir lumpuh, kurus, tidak dapat berjalan, dan tidak mengenali banyak anggota keluarga,” imbuh Khalil.

Ia mencatat berat badan Moazzaz turun dari sekitar 110 kilogram menjadi hanya 50 kilogram.

“Moazzaz dipukuli selama masa penahanannya, dari saat ia ditangkap hingga pembebasannya.”

Diserang secara brutal

Dr. Nizar Qumsiyeh, direktur medis rumah sakit tersebut, mengatakan, Abayat mengalami berbagai memar dan berada dalam kondisi psikologis yang serius.

“Kami telah memulai tes medis dan sedang menunggu hasilnya, tetapi jelas dia yakin dia masih di penjara dan dikelilingi oleh sipir,” imbuh Qumsiyeh.

“Ia memerlukan pemeriksaan dan tindak lanjut lebih lanjut untuk menentukan kebutuhan dietnya guna memulihkan kesehatan fisiknya dan kemudian memulai perawatan psikologis jangka panjang.”

Menurut Masyarakat Tahanan Palestina, Abayat dipukuli secara brutal saat ditangkap pada akhir Oktober 2023.

"Ia menjadi sasaran serangkaian serangan kejam, termasuk penyiksaan dan kelaparan," katanya. "Kondisi kesehatannya setelah dibebaskan hari ini menjadi bukti atas apa yang ia alami selama penahanannya."

Abayat sebelumnya ditahan dua kali oleh pasukan Israel. Ia tidak mengalami masalah kesehatan apa pun sebelum penangkapan terakhirnya.

Setidaknya 3.380 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, saat ini ditahan tanpa dakwaan di penjara-penjara Israel, menurut angka-angka Palestina.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas.

Hampir 38.300 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 88.200 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın