Türkİye, Dunia

Trump mengaku tidak tahu soal penangkapan mahasiswa Turkiye, berjanji akan 'menyelidiki' kasus tersebut

Ozturk, 30 tahun, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Tufts di negara bagian Massachusetts, ditangkap bulan lalu oleh agen federal sebagai bagian dari tindakan keras kontroversial pemerintahan Trump terhadap mahasiswa pro-Palestina.

Rabia Iclal Turan  | 26.04.2025 - Update : 28.04.2025
Trump mengaku tidak tahu soal penangkapan mahasiswa Turkiye, berjanji akan 'menyelidiki' kasus tersebut Foto file - Anadolu Agency.

WASHINGTON

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia tidak mengetahui penahanan seorang mahasiswa doktoral Turkiye  berjanji untuk menyelidiki kasus tersebut.

Ketika ditanya oleh majalah Time minggu ini, apakah ia akan memerintahkan Departemen Kehakiman untuk mengungkapkan bukti apa pun yang menghubungkan Rumeysa Ozturk dengan kelompok Palestina Hamas, Trump mengatakan dalam pernyataan yang dipublikasikan pada hari Jumat: "Saya tidak akan keberatan dengan hal itu, tidak. Saya akan menyelidikinya, tetapi saya tidak mengetahui kejadian tertentu."

Ozturk, 30 tahun, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Tufts di negara bagian Massachusetts, ditangkap bulan lalu oleh agen federal sebagai bagian dari tindakan keras kontroversial pemerintahan Trump terhadap mahasiswa pro-Palestina.

Setelah dipindahkan ke negara bagian selatan Louisiana, ribuan mil dari teman-teman dan koleganya, Ozturk tetap di sana, tetapi pengadilan telah memerintahkan pemindahannya ke Vermont, yang bertetangga dengan Massachusetts, paling lambat pada tanggal 2 Mei.

Visa pelajar F-1 Ozturk dicabut setelah menjadi sasaran situs web pro-Israel Canary Mission karena ikut menulis opini yang menyerukan Tufts untuk menarik diri dari Israel dan mengakui "genosida Palestina."

Departemen Keamanan Dalam Negeri mengklaim bahwa Ozturk terlibat dalam kegiatan yang mendukung Hamas, tetapi pemerintah belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.

Ketika ditanya tentang kasusnya bulan lalu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio membela pencabutan visa pelajarnya, dengan mengatakan – tanpa memberikan bukti – "Kami memberi Anda visa untuk datang dan belajar serta memperoleh gelar, bukan untuk menjadi aktivis sosial yang merusak universitas kami."

Menurut laporan The Washington Post pada tanggal 14 April, yang mengutip memo internal bulan Maret, Departemen Luar Negeri AS tidak menemukan bukti bahwa Ozturk terlibat dalam kegiatan antisemit atau mendukung organisasi teroris, dan menyimpulkan tidak ada alasan untuk mencabut visanya.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.