Uni Eropa bertekad lindungi perdagangan yang sah dengan Iran
Dalam pernyataan bersama, UE sepakat untuk melindungi Eropa dengan menjalin bisnis yang sah dengan Iran sesuai dengan undang-undang UE dan resolusi PBB
Ankara
Merve Aydogan
ANKARA
Sementara Amerika Serikat (AS) mulai memberlakukan kembali sanksi ke Iran, Uni Eropa beserta Jerman, Prancis, dan Inggris menyatakan penyesalan "mendalam" dan bertekad untuk melindungi orang-orang Eropa menjalankan bisnis yang "sah" dengan Iran.
"Kami sangat menyesalkan pemberlakuan sanksi oleh AS setelah AS menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA)," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini bersama dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, dan Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt dalam sebuah pernyataan gabungan.
"Kami bertekad untuk melindungi operator ekonomi Eropa yang terlibat dalam bisnis yang sah dengan Iran, sesuai dengan undang-undang Uni Eropa dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231," jelas mereka.
Pernyataan tersebut juga menekankan pentingnya kesepakatan nuklir Iran dan menyebutnya "elemen kunci dari arsitektur non-proliferasi nuklir global yang penting bagi keamanan Eropa, kawasan, dan seluruh dunia".
"Pihak-pihak yang tersisa dari JCPOA telah berkomitmen untuk bekerja sama, antara lain dalam pelestarian dan pemeliharaan saluran keuangan yang efektif dengan Iran, dan kelanjutan ekspor minyak dan gas Iran. Upaya kami akan terus berlanjut, termasuk dengan negara dunia ketiga yang tertarik untuk mendukung JCPOA dan mempertahankan kerja sama ekonomi dengan Iran," tambah mereka.
Pernyataan bersama itu menegaskan bahwa "mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran berarti menghormati perjanjian internasional dan masalah keamanan internasional".
Pada Juli 2015, kelompok negara P5 + 1 - AS, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia, dan Jerman - menandatangani perjanjian nuklir dengan Iran.
Namun pada 8 Mei, Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu, sehingga menuai kecaman dari seluruh dunia.
