UNICEF: Lebih dari 7 juta balita Indonesia menderita stunting
Pemerintah juga telah menunjukkan komitmen politik yang kuat dalam mengatasi beban ganda gizi buruk untuk anak perempuan dan laki-laki
Jakarta Raya
JAKARTA
UNICEF menyebutkan bahwa ada lebih dari 7 juta anak balita Indonesia menderita stunting atau terlalu pendek untuk usia mereka.
Selain itu, dalam laporan State of the World’s Children 2019: Children, food and nutrition, UNICEF menyatakan ada lebih dari 2 juta anak balita kekurangan berat badan atau terlalu kurus untuk tinggi badan mereka.
Dalam laporan yang dipublikasikan hari ini, Selasa, UNICEF juga mengatakan terdapat 2 juta anak balita kelebihan berat badan atau obesitas.
“Selain itu, sekitar 1 dari 4 remaja menderita anemia, kemungkinan besar karena kekurangan vitamin esensial dan nutrisi seperti zat besi, asam folat dan vitamin A,” ujar laporan tersebut.
UNICEF mengatakan baik indikator dan target kelebihan mau pun kekurangan gizi di Indonesia sudah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pemerintah juga telah menunjukkan komitmen politik yang kuat dalam mengatasi beban ganda gizi buruk untuk anak perempuan dan laki-laki.
Secara global, dari tahun 2000 hingga 2016 proporsi anak-anak yang kelebihan berat badan antara 5 dan 19 tahun bertambah dua kali lipat dari 1 dari 10 menjadi hampir 1 dari 5.
Di Indonesia, lebih dari sepuluh persen remaja kelebihan berat badan, dengan level 1 dari 3 orang saat mereka mencapai dewasa.
“Data yang tersedia menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga remaja Indonesia mengkonsumsi buah kurang dari sebulan sekali,” bunyi laporan tersebut.
Kemudian, menurut UNICEF, lebih dari setengah remaja tidak mengonsumsi sarapan di rumah, dan sebagian besar remaja melewatkan sarapan.
Selain itu, remaja Indonesia tidak seaktif usia mereka, dengan sekitar setengah dari remaja diklasifikasikan sebagai kurang bergerak.
Untuk mengatasi krisis malnutrisi dalam segala bentuknya, UNICEF mengeluarkan seruan mendesak kepada pemerintah, sektor swasta, donor, orang tua, keluarga dan bisnis untuk membantu anak-anak tumbuh sehat dengan:
1. Memberdayakan keluarga, anak-anak dan remaja untuk menuntut makanan bergizi, termasuk dengan meningkatkan pendidikan gizi dan menggunakan undang-undang yang terbukti - seperti pajak gula - untuk mengurangi permintaan makanan tidak sehat.
2. Mendorong pemasok makanan untuk melakukan hal yang benar untuk anak-anak, dengan memberikan insentif penyediaan makanan sehat, nyaman dan terjangkau.
3. Membangun lingkungan makanan yang sehat untuk anak-anak dan remaja dengan menggunakan pendekatan yang terbukti, seperti pelabelan yang akurat dan mudah dipahami dan kontrol yang lebih kuat pada pemasaran makanan yang tidak sehat.
4. Memobilisasi sistem pendukung - kesehatan, air dan sanitasi, pendidikan dan perlindungan sosial - untuk meningkatkan hasil nutrisi untuk semua anak.
5. Mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dan bukti berkualitas baik untuk memandu tindakan dan melacak kemajuan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.