Venezuela: Dukungan vs kritik untuk Nicolas Maduro
Turki, Rusia, China, dan Iran terus menyatakan dukungan untuk Presiden Venezuela Nicolas Maduro

Ankara
Beyza Binnur Donmez
ANKARA
Akibat krisis pemerintah Venezuela yang sedang berlangsung, dunia pun terpecah jadi dua kubu.
Venezuela telah diguncang gelombang protes sejak 10 Januari, ketika Nicolas Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua.
Ketegangan pun meningkat di seluruh penjuru negeri ketika pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pekan lalu.
Amerika
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Guaido, pemimpin Majelis Nasional yang dipimpin oposisi Venezuela, sebagai presiden sementara negara tersebut.
Brasil dan Organisasi Negara-negara Amerika juga mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela, bahkan sebelum pengumuman resminya.
Argentina, Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Panama, Honduras, Peru, dan Paraguay kemudian mengikuti langkah AS dan mengakui Guaido sebagai presiden.
Bolivia, Kuba, dan Meksiko adalah satu-satunya negara di kawasan itu yang masih mengakui kepemimpinan Maduro.
Selain itu, Meksiko juga bersedia menjadi penengah dalam konflik politik Venezuela.
Uni Eropa
Beberapa negara anggota Uni Eropa telah meminta Maduro untuk mengumumkan pemilihan umum baru dalam waktu delapan hari untuk meredakan krisis politik saat ini.
Mereka mengatakan akan mengakui Guaido sebagai presiden sementara jika pemilu tidak diumumkan.
“Kami tidak berusaha menempatkan atau menyingkirkan pemerintah. Kami menginginkan demokrasi dan pemilu yang bebas di #Venezuela. Bagaimanapun, jika dalam delapan hari tidak ada seruan untuk pemilihan umum yang adil, bebas, transparan dan demokratis, Spanyol akan mengakui @jguaido sebagai presiden Venezuela," cuit Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.
Portugal menyerukan pemilu bebas, sementara menteri luar negerinya, Augusto Santos Silva mengatakan kepada Maduro "waktunya sudah habis".
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan akan mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela jika pemilihan umum baru tidak diumumkan.
Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt dan juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert pun berbagi pandangan serupa tentang krisis politik saat ini.
Pada Jumat, Menlu Belgia menyerukan pemilihan umum "kredibel" di Venezuela dan siap mengakui Guiado sebagai presiden jika tidak ada pemilu baru.
Dukungan untuk Maduro
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan solidaritas dengan Maduro, sehari setelah AS mengakui Guiado sebagai presiden sementara.
Erdogan menegaskan bahwa negaranya tidak akan berpihak pada komplotan kudeta.
Selain itu, Rusia, Iran, dan China menentang seruan AS untuk mendukung Guaido dan mengutuk setiap campur tangan internasional dalam urusan Venezuela.
"Iran menentang setiap campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Venezuela," tegas Bahram Qasemi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, dalam sebuah pernyataan.
Utusan Afrika Selatan untuk Dewan Keamanan PBB menentang setiap upaya intervensi pemerintah di Venezuela.
Benedict Wachira, kepala Partai Komunis Kenya (CPK), bahkan mengutuk intervensi AS di Venezuela.
Sementara itu, India menyerukan dialog antara para pemangku kepentingan di Venezuela.