Warga Suriah lacak kerabat mereka yang hilang dengan gunakan kartu identitas di pusat penahanan di Damaskus
Setelah ditemukannya pusat penahanan rahasia di Bandara Militer Mezzeh di Damaskus, banyak keluarga mulai datang ke lokasi tersebut
DAMASKUS
Setelah runtuhnya rezim Baath, keluarga-keluarga Suriah melacak keberadaan kerabat mereka menggunakan kartu identitas dan paspor yang ditemukan di pusat penahanan di Bandara Militer Mezzeh di ibu kota Damaskus.
Setelah jatuhnya rezim Bashar al Assad pada 8 Desember, ribuan keluarga Suriah telah mencari kerabat yang tidak pernah mereka dengar selama bertahun-tahun.
Setelah ditemukannya pusat penahanan rahasia di Bandara Militer Mezzeh di Damaskus, banyak keluarga mulai datang ke lokasi tersebut.
Di antara mereka yang dibebaskan setelah jatuhnya rezim, beberapa keluarga tidak dapat menemukan kerabat mereka.
Mereka kini tengah mencari petunjuk di ratusan kartu identitas dan paspor yang diyakini milik sejumlah individu yang ditahan di pusat itu.
"Kami mencari saudara saya Majid. Kami mengetahui bahwa ia ditahan di bagian merah Penjara Sednaya. Ia dipenjara pada tahun 2016. Saya mencarinya di semua unit keamanan dan penjara di Damaskus, tetapi saya tidak dapat menemukannya," kata Ibrahim Abdulasqer kepada Anadolu.
Abdulasqer mengatakan bahwa dia datang ke pusat penahanan Bandara Militer Mezzeh dengan harapan menemukan jejak saudaranya.
"Saya belum menemukan bukti apa pun apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Kalau dia masih hidup, apakah kondisi mentalnya stabil? Saya tidak tahu apa pun tentang dia.”
“Saya di sini, di Bandara Militer Mezzeh. Ketika pasukan rezim melarikan diri, mereka membuang semuanya ke luar—kartu identitas, paspor, semuanya. Dokumen-dokumen ini mungkin menjadi harapan terakhir saya untuk menemukan saudara saya. Sejauh ini, saya belum menemukan apa pun. Jika ada yang mengenalnya, silakan hubungi kami,” imbuh dia.
"Saudara-saudara pejuang revolusioner selamatkan kita"
Yusuf Haldan, yang pernah ditahan dan disiksa di pusat itu, juga berbagi pengalamannya dengan Anadolu.
"Saudara-saudara revolusioner kami menyelamatkan kami. Saya ditahan di sini selama sekitar satu setengah bulan. Pasukan rezim membuang semua kartu dan barang-barang kami dan melarikan diri. Saya datang untuk menemukan jati diri saya. Saya punya barang-barang di sini, tetapi saya tidak tahu di mana sekarang."
Haldan menjelaskan berbagai bentuk penyiksaan yang dialami tahanan di pusat tersebut.
"Banyak orang di sini menderita ketidakadilan. Para tahanan tidak bersalah. Tidak ada tangan seorang pun yang berlumuran darah,” tukas dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.