Ekonomi

BI: Salah, membandingkan rupiah saat ini dengan 1998

Kondisi mata uang di Australia, Korea, Malaysia, Thailand, nilai tukar bergerak itu nyaris tidak pernah jadi berita besar, kecuali perubahannya sangat cepat

İqbal Musyaffa  | 10.09.2018 - Update : 11.09.2018
BI: Salah, membandingkan rupiah saat ini dengan 1998 Seorang karyawan menunjukkan uang kertas Rupiah baru yang diterangi oleh ultraungu untuk menunjukkan fitur keamanan baru di Perusahaan Percetakan Uang Indonesia (Peruri), Karawang, Jawa Barat Pada 18 Januari 2017. (Dasril Roszandi - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk tidak melihat pergerakan nilai tukar hanya semata tapi seberapa cepat bergeraknya.

“Karena kalau hanya melihat pada angka psikologisnya saja merupakan suatu kesalahan,” kata Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi dalam diskusi di Jakarta, Senin.

Menurut Doddy, di Australia, Korea, Malaysia, Thailand, nilai tukar bergerak itu nyaris tidak pernah jadi berita besar, kecuali perubahannya sangat cepat.

Dia memberikan contoh, jika angka bergerak hanya 8 persen seperti yang terjadi saat ini dibandingkan dengan depresiasi rupiah dari level Rp2.500 menjadi Rp15.000 per dolar pada 1998, jelas situasinya sangat berbeda, urai dia.

“Cara melihat nilai tukar inilah yang harus terus ditanamkan ke masyarakat,” kata Doddy.

Doddy juga menegaskan bahwa kondisi ekonomi makro saat ini sangat berbeda dengan yang terjadi saat krisis tahun 1998.

Dia menambahkan pada 1998 inflasi 78,2 persen, sementara saat ini 3,2 persen. Cadangan devisa Indonesia 20 tahun lalu hanya USD23,62 miliar, sementara sekarang USD117,9 miliar, papar Doddy.

Berdasarkan data BI, posisi cadangan devisa pada akhir Agustus tersebut memang lebih kecil dari kondisi pada akhir Juli yang saat itu sebesar USD118,3 miliar. Penurunan ini akibat dari pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.

Cadangan devisa tersebut cukup untuk 6,8 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain itu, Doddy menjelaskan tingkat kredit macet pada tahun ini hanya sekitar 2,7 persen, jauh lebih rendah dari kondisi pada tahun 1998 yang mencapai lebih dari 30 persen.

Bank Indonesia juga menegaskan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang mencapai kisaran Rp15.000 pada saat ini sangat berbeda dengan nilai tukar pada level yang sama saat krisis tahun 1998.

“Maka itu, nilai tukar rupiah tahun ini dan tahun 1998 tidak bisa disamakan,” lanjut dia.

Nilai tukar, menurut Doddy, adalah salah satu indikator ekonomi relative price dan tidak bisa dilihat sebagai angka absolut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.