Ekonomi

IMF pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi -1,5%

Ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6,1 persen pada 2021

Iqbal Musyaffa  | 14.10.2020 - Update : 15.10.2020
IMF pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi -1,5% Ilustrasi (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mengalami kontraksi ekonomi pada tahun ini akibat pandemi Covid-19.

“Sementara negara seperti India dan Indonesia tengah berjuang untuk membuat pandemi lebih terkendali,” ujar Gita dalam laporan IMF "A Long and Difficult Ascent", Rabu.

IMF menilai proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ini konsisten dengan penurunan bertahap stimulus fiskal yang mencapai puncaknya pada 2020, termasuk upaya mengembalikan defisit fiskal menjadi di bawah 3 persen PDB pada 2023 mendatang.

Kemudian pada sektor moneter IMF mengatakan asumsi kebijakan moneter Indonesia sejalan dengan upaya memelihara inflasi sesuai dengan target bank sentral.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan membaik pada 2021 dengan pertumbuhan hingga 6,1 persen.

Sementara pada 2025 diperkirakan hanya akan mengalami pertumbuhan 5,1 persen.

Defisit transaksi berjalan Indonesia tahun ini diperkirakan 1,3 persen dan akan meningkat menjadi 2,4 persen tahun depan, seiring dengan pemulihan ekonomi.

“Krisis ini (akibat Covid-19) masih jauh dari selesai dan tingkat lapangan kerja masih jauh dari posisi sebelum terjadinya pandemi,” lanjut Gita.

Menurut dia, pasar tenaga kerja akan lebih terpolarisasi antara pekerja berpenghasilan rendah, kaum muda, dan pekerja wanita yang menghadapi pukulan lebih telak.

Selain itu, IMF memperkirakan sekitar 90 juta orang akan jatuh ke dalam jurang kemiskinan ekstrim dengan pendapatan di bawah USD1,9 per hari.

“Krisis ini terburuk sejak krisis Great Depression sehingga diperlukan inovasi yang signifikan di bidang kebijakan baik level nasional dan internasional,” tambah Gita.

Menurut dia krisis akibat pandemi akan pulih dalam waktu yang lama, khususnya pada pasar tenaga kerja dan investasi.

Hal ini terjadi karena ketidakpastian serta hilangnya waktu belajar anak-anak di sekolah yang bisa merusak pengembangan sumber daya manusia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın