Ekonomi

Indonesia-Uni Eropa bahas larangan biodiesel kelapa sawit di Solo

Perundingan I-UE CEPA masuki putaran ke-4, akan jadi perjanjian dagang paling luas bagi Indonesia

Muhammad Nazarudin Latief  | 19.02.2018 - Update : 20.02.2018
Indonesia-Uni Eropa bahas larangan biodiesel kelapa sawit di Solo Pekerja mengangkut kelapa sawit di Deli Serdang, Sumatra Utara, January 18, 2017. (Jefri Tarigan - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Pemerintah akan berusaha menyelesaikan hambatan perdagangan minyak kelapa sawit ke Uni Eropa (UE) dalam perundingan putaran ke-4 Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) di Solo, Jawa Tengah 19-23 Februari.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, mengatakan salah satu kasus yang disorot khusus adalah keputusan Parlemen Eropa tanggal 17 Januari 2018 soal penggunaan sawit sebagai biofuels.

"Indonesia menyayangkan keputusan Parlemen Eropa yang bersifat diskriminatif dengan membedakan palm oil dari biofuels berbahan dasar tanaman lainnya,” ujar Iman, di Jakarta, Senin.

Menurut Iman, Indonesia dan UE sepakat untuk mengadakan sesi khusus pembahasan isu keberlanjutan dan palm oil di tengah-tengah perundingan di Surakarta ini.

Keputusan parlemen UE ini terkait peningkatan penggunaan renewable energy menjadi 35 persen pada 2030 dan penerapan phase-out bagi biofuels dari palm oil pada 2021.

Perundingan di Surakarta ini akan mencakup semua isu runding yang telah disepakati. Yaitu perdagangan barang-jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, persaingan usaha, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, UMKM, perdagangan barang dan jasa pemerintah, karantina, aturan standar, mekanisme penyelesaian sengketa, serta kerja sama dan pengembangan kapasitas.

Perundingan I-EU CEPA akan menjadi perundingan yang paling ambisius yang pernah dilakukan Indonesia, keduanya menargetkan eliminasi tarif bea masuk untuk lebih dari 90 persen pos tarif.

Kedua belah pihak, menurut Iman, sepakat mewujudkan perjanjian yang modern dan komprehesif, tidak saja menempatkan hubungan ekonomi antara Indonesia-Uni Eropa ke tingkatan lebih tinggi, tetapi juga mengikat kedua ekonomi ke dalam mata rantai nilai yang saling menguntungkan untuk memasuki pasar ketiga.

UE, menurut Iman, adalah salah satu pasar utama produk Indonesia. Pada 2017, kawasan ini menjadi tujuan ekspor terbesar ke-6 dan asal impor ke-4 bagi Indonesia. Nilainya masing-masing USD16,2 miliar dan USD11,2 miliar.

Neraca perdagangan Indonesia juga menunjukan tren positif, dalam lima tahun terakhir selalu surplus. Nilai investasi Uni Eropa di Indonesia baru mencapai nilai USD2,8 miliar.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.