Ekonomi

Manfaat Pertemuan Tahunan IMF-WB di Bali untuk sekarang, masa depan

Tiga kementerian dan Bank Indonesia sebagai penyelenggara Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 jabarkan keuntungan, sekaligus tepis tuduhan negatif soal menjadi tuan rumah

Astudestra Ajengrastrı  | 08.10.2018 - Update : 09.10.2018
Manfaat Pertemuan Tahunan IMF-WB di Bali untuk sekarang, masa depan Menteri Keuangan Sri Mulyani (ki), Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara (kedua kiri), Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (ketiga kiri), dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (keempat kiri) dalam pers briefing soal persiapan Annual Meeting IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, 8 Oktober 2018. (Astudestra Ajengrastri - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Astudestra Ajengrastri

BALI

Tiga kementerian dan bank sentral Indonesia yang menjadi penyelenggara Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia 2018 (AM IMF-WB 2018) pada Senin petang menjabarkan kembali keuntungan yang didapatkan Indonesia menjadi tuan rumah, baik secara langsung maupun jangka panjang.

“Pertemuan ini bukan hanya untuk IMF dan WB saja, tapi semua institusi keuangan dunia bicara di sini,” sebut Menteri Koordinasi Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan kepada wartawan di Nusa Dua, Bali.

Setidaknya, sebut Menteri Luhut, ada sekitar 2.500 pertemuan yang melibatkan berbagai pihak dari banyak negara. Bukan hanya pemerintah saja, namun juga bank sentral, investor, hingga lembaga swadaya masyarakat.

“Pengusaha yang mencari partner, kita fasilitasi. Banyak deal-deal yang menguntungkan kita, baik secara langsung maupun tidak langsung,” tegas dia.

Secara langsung, lanjut Menteri Luhut, pariwisata Bali dan sekitarnya naik, terlihat dari tingkat okupansi hotel yang naik menjadi 70-80 persen. Pariwisata, kata Menteri Luhut, jadi andalan pemasukan negara ketika perekonomian global sedang tersandera perang dagang.

Keuntungan tidak langsung, lanjut dia, adalah promosi nama Indonesia sehingga menjadi negara yang diperhitungkan di tataran internasional. AM IMF-WB 2018 ini akan menjadi ajang dilahirkannya beberapa agenda yang bisa dijadikan acuan berbagai negara, sebut Menteri Luhut.

“Human Capital Development Index akan jadi acuan dunia. Bali Fintech Agenda juga akan ditelurkan di sini. Kita sebagai tuan rumah pasti pendapatnya akan lebih didengarkan. Promosi nama Indonesia, kan bagus,” tandas Menteri Luhut.

Dalam kesempatan sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, dalam gelaran bertaraf internasional yang berlangsung pada 8-15 Oktober ini, akan ada 10 pertemuan utama, 107 event sampingan, dan 46 event paralel.

“Ini di luar pertemuan-pertemuan bilateral,” tukas Perry, menegaskan bahwa dari pertemuan ini diperkirakan akan lahir kesepakatan dan investasi bernilai miliaran dolar.

Empat fokus penting Indonesia

Indonesia sendiri akan mengangkat empat isu penting di sepanjang AM IMF-WB 2018. Isu pertama, sebut Perry, adalah soal penguatan koordinasi antarnegara untuk mengatasi ketidakpastian global.

“Sehingga perekonomian dunia tidak hanya didukung AS, tapi juga oleh negara-negara emerging market,” sebut Perry.

Isu kedua, pembahasan untuk memperkuat pembiayaan infrastruktur yang tidak hanya didapatkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tetapi juga dibiayai swasta.

“Progres pembangunan infrastruktur Indonesia selama lima tahun ini sangat pesat dan dipuji banyak negara. Akan ada pembahasan soal pembiayaan dengan project bond, penanaman modal atau instrumen lain,” papar Perry.

Isu ketiga, soal pemanfaatan keuangan digital untuk kemajuan ekonomi, termasuk mengatasi gini ratio – yang menjadi problem banyak negara perekonomian berkembang – dengan digitalisasi sumber daya manusia dan ekonomi digital, kata Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara yang juga hadir dalam konferensi pers.

Sementara isu keempat, soal ekonomi dan keuangan syariah. “Nanti akan disepakati di sini core principle mengenai wakaf,” sebut Perry.

Di sela-sela pertemuan IMF-WB, pemerintah juga akan mengajak perwakilan negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk mengunjungi Lombok sambil membicarakan masa depan perekonomian syariah.

“Kapan lagi bisa mengumpulkan mereka, ya salah satunya waktu ada pertemuan IMF-WB ini,” lanjut Menteri Luhut.

Isu lain yang juga penting dijajaki Indonesia, sebut Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga hadir dalam konferensi pers, adalah tentang asuransi bencana alam, mengingat Indonesia adalah negara yang rawan terkena bencana.

“Chile, Kolombia, Peru dan Meksiko baru saja membuat bond untuk menghadapi kemungkinan gempa bumi. Baru diluncurkan 2018 lalu. Maroko juga punya asuransi untuk menghadapi gempa bumi. Saya ingin mempelajari itu,” kata Menteri Sri.

Tepis isu “cari utang”

Kesempatan berbicara dengan media ini juga dimanfaatkan para menteri Kabinet Kerja untuk menepis beberapa isu negatif yang beredar soal keberadaan Indonesia menjadi tuan rumah AM IMF-WB 2018.

Soal menghambur-hamburkan uang negara, salah satunya. “Ada 14.043 delegasi dari negara asing, itu tanpa keluarganya. Banyak yang membawa keluarga, mereka sewa hotel sendiri, kami hanya memberi tahu caranya. Kalau keluarganya mau jalan-jalan, tinggal di hotel, semua dibayar sendiri oleh peserta,” tukas Menteri Luhut.

Yang lain, soal pendanaan. Digelarnya AM IMF-WB 2018 ini menggunakan APBN 2017 dan 2018 dengan pagu anggaran sebesar Rp855 miliar. Hingga kini, sebut Menteri Luhut, baru sekitar Rp566 miliar yang terpakai, itu pun sebagiannya digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti underpass dan perbaikan bandara di Bali.

Menteri Sri Mulyani juga menepis anggapan Indonesia sedang berusaha meminta pinjaman kepada IMF dengan menjadi tuan rumah.

“IMF hanya kasih pinjaman kepada negara yang krisis neraca pembayarannya. Sementara negara kita dalam kondisi baik, memang sedang ada penyesuaian neraca, tetapi tidak ada krisis,” kata dia.

“Kita sebagai anggota IMF, anggota WB, anggota PBB, bersama-sama negara lain di dunia kita adalah kontributor supaya negara bisa menjadi tempat yang aman dan menciptakan kesejahteraan bagi penduduknya,” kata Menteri Sri soal peran Indonesia sebagai tuan rumah.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.