Türkİye, Dunia, Ekonomi

Menteri transportasi Irak sebut proyek jalan darat Irak-Eropa akan tingkatkan integrasi ekonomi

Irak berencana membangun kota industri di sekitar jalur kereta api dan jalan raya yang membentang dari Basra hingga Faysh Khabur sebagai bagian dari proyek tersebut

Mehmet Alaca  | 03.06.2024 - Update : 08.06.2024
Menteri transportasi Irak sebut proyek jalan darat Irak-Eropa akan tingkatkan integrasi ekonomi Menteri Transportasi Irak Razzaq Muhibis Al-Saadawi.

BAGHDAD

Menteri Transportasi Irak Razzaq Muhibis Al-Saadawi mengatakan bahwa Proyek Jalan Pembangunan, yang bertujuan menghubungkan jalur darat dari Irak menuju Eropa melalui Turkiye, lebih dari sekedar inisiatif kereta api dan jalan raya biasa, dia menyebut "Ini adalah proyek integrasi ekonomi.”

Al-Saadawi menjabarkan tentang Proyek Jalan Pembangunan saat bertemu dengan delegasi 10 akademisi, jurnalis, dan pengusaha yang mengunjungi Baghdad dan Basra atas undangan Kantor Perdana Menteri Irak.

Al-Saadawi mengungkapkan bahwa mereka berencana membangun kota industri di sekitar jalur kereta api dan jalan raya yang membentang dari Basra hingga Faysh Khabur sebagai bagian dari proyek tersebut.

“Proyek Jalan Pembangunan bukan hanya tentang kereta api dan jalan raya seperti yang disebutkan di media. Ini adalah proyek integrasi ekonomi. Ini akan memberikan integrasi ekonomi bagi negara-negara yang berpartisipasi dalam proyek tersebut,” ujar dia.

Dalam pertemuan tersebut, al-Saadawi menekankan dukungan internasional dan regional terhadap proyek tersebut, potensinya untuk meningkatkan kualifikasi komersial, dan kemampuannya untuk mengurangi biaya transportasi.

Proyek ini akan dimulai di Pelabuhan Grand Faw di Basra, seluas 54 kilometer persegi, yang akan menjadi pelabuhan terbesar di wilayah tersebut setelah selesai, kata menteri Irak itu.

“Pelabuhan Grand Faw yang terletak di laut terbuka akan mampu menampung kapal dagang besar dengan kedalaman hingga 19,5 meter,” imbuh Al- Saadawi.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pelabuhan tersebut akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2025 dan akan mencakup pangkalan militer besar, kilang petrokimia, fasilitas penyimpanan gas alam, dan pabrik pengolahan air.

Kawasan perumahan dan industri juga akan dibangun di sekitar pelabuhan, kata al-Saadawi, sambil menambahkan Semenanjung al- Faw akan menjadi kawasan industri dan pariwisata terbesar di Timur Tengah.

Jantung proyek

Al-Saadawi menggambarkan Pelabuhan Grand Faw sebagai jantung Proyek Jalan Pembangunan, yang diharapkan dapat meningkatkan perdagangan global dan regional secara signifikan.

Pejabat Irak, mencatat bahwa perusahaan Italia PEG Infrastructure sedang melanjutkan uji coba kelayakan untuk rute Proyek Jalan Pembangunan, yang akan menghubungkan ke perbatasan Turkiye dengan jalan raya dan jalur kereta api sepanjang 1.200 kilometer mulai dari Pelabuhan Grand Fav.

"75 persen sketsa proyek perkeretaapian sudah selesai. Kereta penumpang akan melaju dengan kecepatan 300 kilometer per jam. Kereta pengangkut barang akan melaju dengan kecepatan 140 kilometer per jam," ungkap dia.

Al-Saadawi menyatakan bahwa 65 persen dari sketsa jalan raya yang akan dibangun dalam proyek telah selesai, dan dia menambahkan bahwa diskusi dengan perusahaan konsultan Italia sedang berlangsung mengenai masalah pengambilalihan di daerah yang dilewati jalan raya dan jalur kereta api, serta fasilitas yang akan dibangun di sekitar jalur tersebut.

Selain itu, al-Saadawi mencatat bahwa mereka sedang menyiapkan undang-undang khusus untuk Pelabuhan Grand Fav untuk menawarkan peluang kepada investor dan pebisnis.

Total biaya pembangunan kereta api dan jalan raya diperkirakan mencapai USD17 miliar.

Menekankan bahwa rute yang dipilih untuk Proyek Jalan Pembangunan merupakan jalur yang optimal, al-Saadawi menekankan bahwa rute yang ada saat ini ditentukan untuk meminimalkan hambatan di depan proyek tersebut.

Berbincang dengan Iran, belum ada pembicaraan dengan Mesir

Sebagai bagian dari nota kesepahaman segi empat yang ditandatangani antara Turkiye, Irak, Qatar, dan UEA selama kunjungan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mendatangi Irak pada 22 April, dan disimpulkan bahwa sebuah dewan menteri akan dibentuk, kata al-Saadawi.

Dewan menteri akan dibentuk untuk mengawasi dan mengoordinasikan Proyek Jalan Pembangunan, kata al-Saadawi, sambil menambahkan bahwa negara-negara tetangga dipersilakan untuk bergabung dalam proyek tersebut.

Al-Saadawi juga menyebutkan pertemuan pertama para menteri transportasi dari empat negara tersebut akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Dia mencatat bahwa diskusi dengan Iran mengenai bergabung dengan proyek tersebut telah membuahkan hasil positif, sementara belum ada kontak dengan Mesir.

Al-Saadawi menggarisbawahi bahwa Irak tidak sedang bersaing secara politik dengan negara mana pun mengenai proyek tersebut, dengan tujuan untuk menjauhkan proyek tersebut dari politik.

"Jalan Pembangunan adalah proyek yang murni berfokus pada ekonomi, sama sekali tidak ada unsur politik. Kami tidak akan terlibat dalam persaingan dengan pihak mana pun. Irak dan Turkiye memiliki keunggulan geografis. Kami akan memanfaatkan ini demi kepentingan rakyat kami," tutur dia.

Menteri transportasi Irak itu menekankan bahwa proyek ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan Terusan Suez, berpotensi menghemat waktu transportasi 12-15 hari dan mengurangi biaya, dan Pelabuhan Grand Faw ditetapkan menjadi zona perdagangan bebas.

Permintaan Pemerintah Daerah Kurdistan ditolak

Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) meminta agar jalur proyek melewati wilayahnya, namun usulan tersebut ditolak oleh perusahaan konsultan Italia dan Kementerian Perhubungan, kata dia.

Al-Saadawi menyatakan jalurnya saat ini lebih menguntungkan dari segi biaya dan waktu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın