Ekonomi

Pembangunan infrastruktur tingkatkan daya saing Indonesia ke posisi 36

Melalui pembangunan infrastruktur, Indonesia menjadi lebih atraktif sebagai negara tujuan investasi.

Iqbal Musyaffa  | 18.10.2017 - Update : 18.10.2017
Pembangunan infrastruktur tingkatkan daya saing Indonesia ke posisi 36 Ilustrasi pembangunan infrastruktur (Foto : Anadolu Indonesia)

Jakarta

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak awal adalah pembangunan infrastruktur, dan usaha tersebut ternyata berhasil memperbaiki daya saing global Indonesia dari peringkat 41 tahun 2016 menjadi peringkat 36 di tahun ini.

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) bahkan menempatkan Indonesia di posisi empat sebagai negara tujuan utama investasi dunia untuk periode 2016-2018, naik empat peringkat dari periode 2014-2016.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kebutuhan infrastruktur bagi negara kepulauan seperti Indonesia sangat menyebar di seluruh wilayah terutama di pulau-pulau besar.

“Penyebaran [infrastruktur] menjadi pondasi bagi pertumbuhan serta pemerataan pembangunan,” ujar Darmin ketika memaparkan keberhasilan pembangunan ekonomi pemerintah dalam tiga tahun, Selasa.

Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia semata-mata untuk mengejar ketertinggalan dari negara tetangga.

“Infrastruktur sangat penting untuk semakin meningkatkan daya saing kita, bukan untuk bermegah-megahan,” kata Basuki waktu itu.

Melalui pembangunan infrastruktur, Indonesia menjadi lebih atraktif sebagai negara tujuan investasi. Penyebaran investasi juga dapat mulai menyebar ke luar pulau Jawa. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan pertumbuhan investasi di Sulawesi dan Sumatera sudah melampaui pulau Jawa akibat dari mulai meratanya pembangunan infrastruktur.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Danis Sumadilaga mengatakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan sesuai dengan prinsip Indonesia sentris demi pemerataan.

Hingga tahun 2017, pemerintah sudah membangun 2623 km jalan dan jembatan baru terutama di wilayah timur Indonesia seperti jalan Trans Papua, Trans Kalimantan, serta jalan perbatasan Papua, NTT, dan Kalimantan.

“Pembangunan ini melampaui target penambahan panjang jalan baru 2600 km hingga 2019 mendatang,” urai Danis.

Kemudian, dari target pembangunan 1000 km jalan tol hingga 2019, Danis mengatakan hingga akhir tahun ini akan selesai penambahan 568 km jalan tol baru. “Hingga 2019 kami yakin melampaui target hingga 1851 km,” jelas dia.

Danis menambahkan, pemerintah sudah memulai proses pembangunan 39 bendungan baru dan sudah menyelesaikan pembangunan tujuh bendungan yakni Rajui, Jatigede, Bajulmati, Nipah, Titab, Paya Seunara, dan Teritib.

Pada akhir tahun ini, Danis mengatakan akan ada dua tambahan bendungan baru yang selesai yaitu Raknamo di NTT dan Tanju di NTB. Kemudian, jaringan irigasi permukaan juga sudah terbangun seluas 529.335 ha dari target 1 juta ha hingga 2019.

“Pembangunan bendungan dan jaringan irigasi ini untuk mendukung ketahanan pangan dan air Indonesia,” ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın