Ekonomi

Peran industri kreatif pada perekonomian Indonesia

Kontribusi sektor industri kreatif akan terus meningkat, ujar Bekraf

İqbal Musyaffa  | 31.10.2017 - Update : 31.10.2017
Peran industri kreatif pada perekonomian Indonesia Foto: Anadolu Agency

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan ekonomi kreatif secara perlahan akan menggantikan peran komoditas dan sumber daya alam sebagai penyokong perekonomian Indonesia.

“Pada tahun 2015 kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp852 triliun atau 7,38 persen. Pada tahun 2018 perkiraan saya akan melampaui Rp1.000 triliun,” ungkap Triawan, Selasa, di Jakarta.

Berdasarkan data Bekraf, subsektor kuliner menjadi penyumbang PDB nasional terbesar dari sektor ekonomi kreatif dengan kontribusi 41,69 persen pada 2015. Kemudian fesyen berkontribusi 18,15 persen, dan subsektor kerajinan 15,7 persen.

Selain itu, Triawan mengatakan subsektor musik, film, dan aplikasi gawai serta gim juga memiliki efek berganda terhadap perekonomian nasional dan akan terus digenjot pertumbuhannya.

Triawan mengakui masih banyak kekurangan yang dihadapi para pelaku industri kreatif di Indonesia. Salah satunya adalah masih sedikit pelaku usaha kreatif yang memiliki badan hukum serta hak atas kekayaan intelektual. “Kita akan terus sosialisasi dan perbaiki kekurangan ini,” tegas dia.

Oleh karena itu, Bekraf mendorong adanya kesepakatan dan manifesto global melalui The World Conference of Creative Economy (WCCE) di Bali pada 3-4 Mei tahun depan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan ekonomi kreatif di negara-negara maju dan berkembang.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik mengatakan melalui perkembangan teknologi digital, setiap pelaku usaha di seluruh dunia memiliki kesempatan sama untuk menjadi pemain global.

“Kita ingin produk kreatif kita juga bisa hadir di pasar internasional secara permanen,” ujar dia.

Bekraf akan terus berupaya agar produk kreatif Indonesia sejajar dengan produk kreatif Eropa dan Amerika Serikat di pasar global. “Kedai kopi, toko batik, serta restoran kita juga harus ada di kota-kota besar di seluruh dunia,” harap Ricky.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın