Belajar bola di utara Jakarta bersama klub Lionel Messi

Megiza

JAKARTA

Puluhan guru olah raga, pelatih futsal, pengajar di Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang ada di kawasan Pluit, Jakarta Utara, mengikuti pelatihan mengajar bermain sepak bola di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sejak pukul 09.00 pagi, Selasa.

Meski masing-masing dari mereka sudah beberapa tahun tercatat sebagai pengajar olah raga ataupun pelatih di instansi yang berbeda-beda, namun kali ini mereka mendapat kesempatan menerima pendidikan khusus dari yayasan yang berada di bawah naungan klub sepakbola dunia.

Sejak kemarin, Senin (24/7), Fundacio Football Club Barcelona -- salah satu bagian dari FC Barcelona yang membesarkan nama Lionel Messi -- atau Yayasan Klub Sepak Bola Barcelona sudah menerjunkan dua pelatih mereka ke Jakarta. Alejandro Canals Amat dan Ariadna Garcia Anguila melatih puluhan pengajar sepak bola yang terpilih, hingga besok. 

Pelatihan tak lagi sebatas taktik, strategi dan formasi, tapi kedua pelatih asal Spanyol tersebut juga menuangkan konsep khusus dalam mengasah para pelatih sepak bola Ibu Kota. Lewat program bernama FutbolNet, para instruktur sepak bola Jakarta ini dilatih untuk menerapkan lima filosofi dalam memberikan pelajaran ke anak didik mereka nantinya. 

Metodologi FutbolNet ini mengusung filosofi HEART yang merupakan akronim dari Humility (kerendahan hati), Effort (usaha), Ambition (ambisi), Respect (hormat) dan Team work (kerja tim). 

Para peserta yang tak hanya terdiri dari pelatih pria, namun juga pelatih futsal wanita ini tidak hanya mendapatkan pendidikan di lapangan, mereka juga mendapatkan ilmu di dalam kelas. 

Head Coach dari Asian Soccer Academy Foundation, Eko Darmawan, mengatakan bahwa training yang diberikan lewat kerjasama dengan Fundatio FC Barcelona ini menargetkan para pelatih dari kawasan kumuh kota-kota besar di dunia untuk dapat menerapkan pelatihan sepak bola yang lebih baik. Lewat konsep HEART tersebut, Eko mengatakan, pelatihan ini menjadi berbeda dari pelatihan yang biasa diterima oleh peserta.

“Banyak guru olah raga di sekolah melatih hanya berdasarkan kurikulum, atau lebih menargetkan prestasi bagi mereka yang bekerja untuk sekolah-sekolah sepak bola. Tapi kalau di sini, pelajaran yang diberikan itu bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari juga. Jadi pelatihan tidak cuma soal strategi atau taktik,” ujar Eko. 

Untuk mencapai target, Fundatio FC Barcelona pun memastikan akan melakukan kunjungan rutin ke tempat-tempat mengajar para guru atau pelatih yang saat ini menjadi peserta pelatihan FutbolNet. Setiap minggunya, pemantauan akan dilakukan. 

“Karena ini modelnya grass root, jadi kami ingin program ini berhasil dan benar-benar diterapkan di lingkungan para pelatih ini. Selama enam bulan ke depan, setiap minggunya kami akan berkunjung untuk monitoring dan mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan para pelatih ini,” kata Eko.

Strategi Barcelona sebarkan pendidikan bola

Program pendidikan FutbolNet di Indonesia mungkin baru terdengar tahun ini. Pertama kali Fundacio FC Barcelona memulai programnya tersebut adalah pada Februari lalu. Kala itu, FutbolNet menggelar edukasi olah raga untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 

Fundacio FC Barcelona menggunakan FutbolNet sebagai alat untuk membuat perubahan di lingkungan-lingkungan yang telah ditargetkan. Tak hanya teknik bermain bola, namun melatih teknik menyelesaikan masalah di tengah masyarakat, menunjukkan rasa hormat, hingga menyebarkan ilmu menjadi misi utama FutbolNet. 

Saat ini, sudah lebih dari 30 negara di dunia yang telah disambangi oleh yayasan milik salah satu klub besar di Liga Spanyol ini. Selain Indonesia, beberapa negara lain yang sudah didatangi oleh Fundacio FC Barcelona adalah Catalonia, Irak, Oman, Arab Saudi, Qatar, Libanon, Brazil, Argentina, Afrika, Nepal, Bangladesh, Kolombia dan Meksiko.