Indonesia survei peta potensi dasar laut nusantara
Saat ini survei peta potensi dasar laut sudah berjalan 35-40 persen
Jakarta Raya
Hayati Nupus
JAKARTA
Indonesia tengah mensurvei pemetaan potensi dasar laut nusantara.
Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan survei ini bertujuan memetakan kondisi dasar laut Indonesia sekaligus potensi sumber daya apa saja yang terkandung di dalamnya.
“Petanya akan bermanfaat bagi militer dan pelayaran nasional,” kata Harjo, Kamis, di Jakarta.
Sebelumnya, kata Harjo, Indonesia menggunakan peta dasar laut warisan Belanda tahun 1900-an. Pemutakhiran peta dasar laut itu dilakukan sejak Indonesia merdeka dan masih terus berjalan hingga kini.
“Sudah sekitar 35-40 persen, untuk sekitar pelabuhan besar sudah disurvei, memang butuh waktu lama,” kata Harjo.
Dengan dua kapal yaitu KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934, peta yang tengah dimutakhirkan oleh Pushidrosal itu memiliki tingkatan 2-3 atau cukup baik.
Persoalannya, kata Harjo, Indonesia memiliki wilayah laut yang luasnya mencapai 72 persen. Jika hanya menggunakan kedua kapal itu, butuh waktu sekitar 206 tahun agar Indonesia bisa menyelesaikan peta dasar laut itu hingga tuntas. Sementara jika menggunakan 10 kapal, hanya memakan waktu 141 tahun.
“Sementara untuk pembangunan pelabuhan kita butuh peta itu rampung 5 tahun ke depan, paling dibuat lebih dulu dengan band 5 atau 6 yang kualitasnya lebih rendah tapi bisa cepat,” kata Harjo.
Jika survei peta dasar laut itu rampung, ujar Harjo, kecelakaan kapal Caledonian Sky yang merusak 1600 meter persegi terumbu karang Raja Ampat tahun lalu tidak akan terjadi.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi menekankan pentingnya pemutakhiran peta dasar laut. Apalagi Indonesia mencanangkan diri akan menjadi poros maritim dunia.
“Artinya ke depan akses negara lain untuk berekplorasi di laut kita menjadi lebih terbuka, dan perlu data pendukung dari Pushidrosal,” kata Ade.
Ade mengatakan Indonesia butuh setidaknya enam kapal laut untuk mensurvei potensi dasar laut, apalagi kedua kapal yang ada sudah berusia tua. Dengan enam kapal, tiap region Indonesia bisa memiliki dua kapal, satu untuk kapal operasi, satu lagi untuk perbaikan dan peningkatan kondisi teknis.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.