Jakarta Raya
Mahmut Atanur
JAKARTA
Turkish Aerospace Industries (TAI/TUSAŞ) menyelenggarakan acara "Hari kerja sama Industri TAI-Indonesia" di Ibu Kota Jakarta untuk mempromosikan produk dan meningkatkan kerja sama.
Kepala Marketing dan Komunikasi Turkish Aerospace Industries (TAI) Tamer Ozmen mengatakan kepada Anadolu Agency pada acara tersebut, pihaknya ingin mengembangkan kerja sama dengan Indonesia; negara berkembang di kawasannya, memiliki populasi Muslim sekitar 90 persen serta selalu meningkatkan kerja sama bilateral dengan Turki, khususnya dalam bidang industri pertahanan.
Ozmen mengatakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam sebuah tender proyek pesawat tanpa awak Indonesia, dan Turki merupakan satu dari empat negara yang terlibat.
Dalam acara tersebut, sebut Ozmen, pihaknya mencoba untuk memenuhi kebutuhan Indonesia serta menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pertahanan untuk sama-sama mengambil keuntungan dan meningkatkan kerja sama.
Sebelum mendatangi negara ini, kata Ozmen, dirinya telah mempelajari secara mendalam tentang industri pertahanan Indonesia.
Ozmen mengatakan datang ke Indonesia untuk membahas cara membangun kerja sama dengan Indonesia dalam mengelola industri pertahanan dengan berbagai keahlian dan pengalaman perusahaannya, terutama pada produk yang mencakup Anka (pesawat tanpa awak yang diproduksi TAI), helikopter Atak (serangan), pesawat jet Hurkus, pesawat militer nasional dan sistem satelit ruang angkasa.
Ozmen juga telah memperkenalkan perusahaannya dan mencari peluang kerja sama apa saja yang bisa dilakukan dengan perusahaan industri pertahanan di Indonesia.
Dia juga menjelaskan secara khusus apa itu program Anka. “Kami memperkenalkan program Anka untuk memberikan ide terkait kerja sama apa yang bisa dilakukan dalam program ini," ujar dia.
Ozmen menuturkan bahwa pihaknya telah mempertunjukan Anka dalam acara tersebut. Selain itu, dia juga menunjukkan kelebihan lain yang dimilikinya dan juga produk-produk yang lain.
Acara tersebut, kata Ozmen, sangat menarik perhatian para perusahaan yang hadir, dan mereka terbuka untuk bekerja sama dalam semua bidang.
Ozmen mengungkapkan, masyarakat di wilayah ini sedang mencari negara sahabat yang dapat diandalkan dan ramah untuk bekerja sama dalam jangka panjang.
“Indonesia menginginkan sistem permanen di udara dengan ketinggian menengah, dan pesawat kami memberikan jawaban langsung kebutuhan yang dimaksud.”
“Kami memiliki platform nyata untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya diinginkan dalam tender tersebut. Meski saingan terbesar dari negara-negara di kawasan ini adalah Tiongkok, tapi kami merasa bahwa mereka tidak terlalu tertarik dengan sistem milik Tiongkok,” ujar Ozmen.
“Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dan kami menganggap bahwa kami menduduki posisi terdepan di antara sistem-sistem saingan lainnya."
Indonesia, ungkap Ozmen, adalah negara prioritas TAI. “Kami berharap saat tender nanti dapat menarik partisipasi perusahaan lokal pada tingkat memuaskan sehingga kami dapat dapat memenangkan pelelangan ini," tambah dia.
Turki, Tiongkok, Prancis dan Israel juga akan berpartisipasi dalam pelelangan proyek pesawat tanpa awak di Indonesia yang dijadwalkan pada 24 Agustus mendatang.
Di sisi lain, hubungan kedua negara semakin hari semakin meningkat, diperkuat dengan kerja sama di bidang industri pertahanan baru-baru ini.
TAI dan perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia, PT Dirgantara Indonesia telah menandatangani perjanjian pada tahun 2017 untuk mengembangkan kerja sama dan melakukan proyek bidang penerbangan bersama.
PT Pindad dan perusahaan alutsista Turki FNSS Savunma Sistemleri meluncurkan prototipe medium tank "Kaplan MT" hasil kolaborasi kedua pihak pada defile perayaan HUT TNI ke-72 bulan Oktober tahun lalu di Cilegon, Banten.
Direktur Utama Pindad mengatakan kehadiran medium tank ini menunjukkan bahwa industri pertahanan kedua negara mampu menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi.
Tank Kaplan MT produksi bersama kedua perusahaan ini adalah hasil kolaborasi dan rancangan para insinyur kedua pihak. Tank tersebut juga menjadi kendaraan militer pertama yang diekspor oleh Turki dalam katagori tank di industri pertahanan Turki.